Mengapa semakin banyak orang tua di kota kota besar yang
mengajar anak-anak mereka sendiri?.
Berikut adalah salah satu cerita dari seorang sahabat saya
yang tinggal di Amerika.
Pada suatu hari kami mengamati
beberapa anak bersama dua orang dewasa yang sedang melakukan aktivitas bersama
disebuah taman kota. Terlihat dua kelompok yang masing-masing berisikan
beberapa anak dengan tingkat umur yang sepertinya berbeda-beda. Mereka asyik
menggelar tikar ditaman dan mulai berdoa untuk melakukan aktivitas bersama.
Dua orang dewasa tersebut ternyata
adalah orang tua dari salah satu anak anak yang beraktivitas di taman tersebut.
Meraka asyik bercengkrama dan saling membuka buku serta bermain ipad,
sepertinya meraka tidak terganggu dengan aktivitas lalu lalang orang disekitar
taman kota, bahkan sebaliknya para pejalan kaki di taman kota yang penasaran
melihat aktivitas yang dilakukan oleh dua orang dewasa tersebut dan beberapa
anak yang terbagi dalam dua kelompok.
Aktivitas yang dilakukan dua
kelompok tersebut berbeda-beda, satu kelompok terlihat anak-anak saling mengobrol
dan berdiskusi tentang sesuatu yang baru saja diperagakan oleh orang tua mereka
yang berperan sebagai instruktur/guru dan satu kelompok lagi terlihat aktivitas
mewarnai diberbagai media, ada yang dikertas gambar, buku tulis, kanvas dan
kaos atau media lainnya yang mereka bawa.
Adegan benar-benar normal ,
kecuali untuk satu hal . Ini adalah hari kerja . Pada waktu makan siang pula .
Bukankah anak-anak ini seharusnya berada di sekolah? Ya mereka memang berada di
sekolah. Ini adalah homeschoolers . Mereka dapat melakukan aktivitas belajar
kapanpun, dimanapun dan menyusun jadwal secara bersama, apakah waktu belajar
akan dilaksanakan pagi hari, siang, sore atau bahkan mungkin malam. Mereka
tidak menghabiskan waktu selama enam jam atau lebih di kelas atau disekolah
reguler. Dan mereka dapat melakukan aktivitas belajar dimanapun yang dapat
difungsikan sebagai ruang belajar. Dan tidak terikat dengan jadwal pelajaran
yang sudah dibuat tapi melalui pengajaran degan cara tematik dalam
penyampaiannya.
Sejak tahun 2007 sampai saat ini,
peningkatan anak-anak yang menjalani home schooling di Amerika meningkat lebih
dari 1,5 juta anak. Berbagai alasan yang dikemukan oleh orang tua mereka adalah
berkembangnya internet dan sumber daya kurikulum serta penanganan pendidikan
yang ingin dilakukan sendiri mengingat terkadang adanya keterbatasan dari
anak-anak dalam menerima pembelajaran secara klasikal dan persoalan lainnya
yang dihadapi anak diusia sekolah biasanya. Orang tua ingin memberikan anak-anak mereka sesuatu yang bersifat keatif,
flexible, dan menarik daripada anak berada disekolah selama lebih dari enam jam
serta leih mengedapankan apa yang menjadi minat anak. Itu yang menjadi alasan
mereka para orang tua home schoolers.
Sebagian besar anak-aak yang
berada dalam home schooling ternyata dididik oleh orang tua mereka sendiri yang
rata-rata tingkat pendidikan dan kemapanannya juga diatas standart. Mereka
ingin lebih dekat bersama anak-anak mereka pada intinya dikarenakan tingkat
pergaulan bebas dan lingkungan yang kurang kondusif dalam perkembangan
anak-anak disana. Rata-rata penghasilan orang tua homeschooler adalah berkisar
antara $ 100.000 sampai degan $ 150.000 pertahun dan bergelar sarjana.
Dengan jumlah peserta home
schooling yang sangat banyak tersebut, di New York didirikan sebuah organisasi sosial
(NYCHEA) bagi homeschoolers yang ditarik iuran keanggotaansebesar $ 36 per tahun . - Keith Mulvihill