Struktur kurikulum adalah gambaran mengenai penerapan
prinsip kurikulum mengenai posisi peerta didik dalam menyelesaikan pembelajaran
di suatu satuan atau jenjang pendidikan. Dalam struktur kurikulum, menggambarkan
ide kurikulum mengenai posisi belajar peserta didik yaitu apakah mereka harus
menyelesaikan seluruh mata pelajaran yang tercantum dalam struktur ataukah
kurikulum memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menentukan berbagai
pilihan. Struktur kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, beban
belajar, dan kalender pendidikan.
Dalam mengelola home schooling majemuk, tentunya tidak
terlepas dari aktivitas belajar tatap muka yang memang tidak sebanyak yang ada
di sekolah formal. Setelah penetapan kurikulum 2013 yang berisikan tentang
kompetensi inti dan kompetensi dasar maka home schooling juga harus bergerak
sama atau bahkan lebih maju untuk mencarikan alternatif pendekatan pembelajaran
kepada para homeschooler agar mencapai apa yang menjadi target dari kurikulum
2013 itu sendiri. Namun seklai lagi tentukan tidak dalam bentuk “pemaksaan”
kepada peserta didik dengan aturan yang ketat sebagimana di sekolah formal.
Dikarenakan tidak semua peserta dapat menyelesaikan target
capaian yang harus dipenuhi dalam suatu bidang studi atau mata pelajaran maka
beberapa pendekatan untuk menjembatani pencapaian target diperlukan sesuai
dengan kemampuan dari peserta didik itu sendiri.
Struktur kurikulum yang
ada di home schooling biasanya terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Struktur kurikulum
yang memuat pelajaran wajib yang harus diikuti oleh peserta didik sesuai dengan
tingkatan atau jenjang pendidikannya. Dalam jenjang pendidikan SD/SMP/SMA
pelajaran wajib biasanya dikalisifikasikan sesuai dengan mata pelajaran yang
diujikan secara nasional (UN).
2. Struktur kurikulum
yang memuat pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan
tingkatan atau jenjang pendidikannya. Dalam jenjang pendidikan SD/SMP/SMA
pelajaan pilihan biasanya sesuai dengan apa yang telah disediakan atau diadakan
oleh pengelola home schoolng, dan biasanya melalui pendekatan minat dan bakat
anak seperti kesenian, olah raga dan ketrampilan lainnya.
Bagaimana mengimplementasikan
struktur kurikulum di home schooling? Tentunya sebagimana disampaikan diatas
bahwa home schooling tidak sama dengan sekolah formal dalam pengalokasian waktu
belajar maka memang pendekatan yang menyenangkan dan kekeluargaan menjadi inti
dari pengimplementasian kurikulum dalam pembelajaran.
Untuk beberapa mata
pelajaran atau bidang studi yang di-ujian nasinal-kan, beberapa mata pelajaran
dapat disesuai dengan capaian target yang harus dipenuhi dan tentunya beberapa
juga menentukan standar minimal yang dapat diselesaikan oleh para home
schooler. Jangan terlalu berat atau ideal karena sesungguhnya apa yang kita
harapkan dan buat bukan untuk mencapai nilai kesempurnaan akademik bagi anak
home schoolers tapi lebih bagaimana pemahaman atas setiap tahapan pembelajaran
telah dapat dimengerti dan dipahami.
Sebagai contoh untuk
mata pelajaran wajib, pelajaran matematika misalnya, bagaimana kemudian proses
pembelajaran yang mengenalkan secara kongkret dan pemahaman konsep bilangan
memerlukan waktu berapa lama untuk dialokasikan dalam aktivitas belajarnya.
Jika pemahaman akan konsepnya belum selesai baiknya jangan menambah beban
dengan masuk pada lanjutan pelajaran yang lebih tinggi sehingga dalam home
schooling guru diharapkan dapat melakukan mapping atau pemetaan tentang tingkat
pemahaman setiap anak dalam menerima pembelajaran dan untuk anak-anak yag cepat
menerima pembeljaran guru dapat melanjutkan dan memberikan tugas tambahan
sebagai pendamping bagi anak lainnya.
Pendekatan-pendekatan
yang saling mengisi dan memberikan ruang yang lebih luas dalam struktur
kurikulum biasaya akan memacu daya kreatifitas anak dan semangat anak untuk
lebih cepat memahami dan melakukan proses pengulangan tanpa menjadi beban. Ini
hanya satu contoh saja dari aktivitas belajar di home schooling yang telah
melakukan pendekatan terhadap kurikulum 2013 yang dicanangkan pemerintah.
Mungkin banyak lagi
pola dan strategi yang dilakukan oleh para pengelola home schooling untuk
mengimplementasikan kurikulum dalam pembelajaran yang menyenangkan dan tidak
menjadi beban tetapi lebih pada membangun keinginan anak untuk belajar dan
memahami serta menumbuhkan tanggung jawabnya.