syamstories adalah blog pribadi saya yang berisi tentang secuil tulisan atau catatan-catatan saya tentang hal-hal yang sepertinya perlu saya catat, baik yang saya sadur atau kutip dari blog atau karya orang lain (dengan tidak menghilangkan sumbernya), maupun apa yang menjadi buah pikiran saya.
Thursday, October 18, 2012
ayo menulis lagi......!U Can.
sekian lama vakum dari menulis, baik di blog, buletin iqro maupun majalah oase tentang pendidikan,membuat saya seperti tidak mendapatkan informasi dan terkungkung dengan keasyikan yang tidak dapat di share meski tidak banyak yang mengamati dan membaca apa yang saya tulis tapi saya merasakan ada buah pikir saya yang terpampang minimal untuk menghiasi blog ataupun portofolio saya.
nulis lagi yuuuuuukkkk......................!!!
Wednesday, June 13, 2012
Perjalanan Spiritual.
labbaik allahuma labaik.......
perjalanan spiritual terutama untuk ummat islam, ditengah lamanya daftar tunggu untuk menjalankan ibadah haji maka saat ini ribuan orang indonesia berbondong-bondong untuk melakukan ibadah umroh yang dapat dilakukan kapan saja kecuali pada bulan-bulan tertentu dalam menyambut ibadah haji, maka pemerintah saudi akan menutupnya sementara guna menyiapkan semua sarana dan prasarana untuk para jama'ah haji dalam menjalankan ibadah terutama kebersihan dan kelengkapan infrastruktur lainnya.
Alhamdulillah...Allah memberikan kemudahan untuk saya dan ibu serta keluarga sahabat2 saya berangkat pada tanggal 20 mei 2012 sampai dengan 28 mei 2012.Puji syukur dapat melaksanakan ibadah umroh bersama ibu tercinta, bersama keluarga dari ust muhit serta ummi fida, istri alm ust rahmat abdullah.
subhanallah wal hamdulillah Allahu Akbar.
Friday, January 20, 2012
passion in work
passion dalam bekerja?...
ya memang dibutuhkan passion dalam segala hal dalam kehidupan kita. tidak tekeculai passion dalam bekerja.
sepanjang bekerja menjadi ibadah dan dilakukan dengan suka cita sebagai sebuah kesenangan dan kegembiraan maka hasilnya pun akan membuat kita menjadi lebih tenang dan menikmati hasil dari setaip detik aktivitas yang tertunaikan.
sudah kita menemukan passion kita?
ya memang dibutuhkan passion dalam segala hal dalam kehidupan kita. tidak tekeculai passion dalam bekerja.
sepanjang bekerja menjadi ibadah dan dilakukan dengan suka cita sebagai sebuah kesenangan dan kegembiraan maka hasilnya pun akan membuat kita menjadi lebih tenang dan menikmati hasil dari setaip detik aktivitas yang tertunaikan.
sudah kita menemukan passion kita?
Sunday, January 1, 2012
selamat datang 2012
alhmadulillah......
puji syukur kepada Robb ku yang telah memberikan nikmat umur hingga saya dan keluarga masih diberi kesempatan untuk mensyukuri dan menikmati semua karuniaNYA di tahun 2012.
mem-flashback tahun 2011, begitu banyak nikmat dan karunia yang telah Allah berikan, pekerjaan, keluarga dengan ditambahnya amanah baru yaitu calon buah hati kami yang ke-empat, anak2 yang baik semoga senantiasa soleh dan sholehah, kesehatan dan ukhuwah yang terbina baik dengan keluarga, saudara, kerabat, sahabat dan teman sekerja.
memasuki tahun 2012 ini, insya Allah telah membuat satu resolusi menjadi tahun menyambung tali silaturahim dengan semua keluarga, kerabat, sahabat dan teman-teman yang selama ini telah memberikan pengaruh yang luarbiasa dalam saya menjalankan aktivitas dan tumbuh kembang seperti sekarang ini.
kemarin tepatnya ditahun baru, 1 januari 2012, Allah telah memberikan pembukaan resolusi dengan silaturahim ketempat pak de soewardi di jati kramat dimana disana berkumpul semua kelurga besar dar istri, ada bapak/ibu mertua, oom dan tante, pak de dan bu de, serta keponakan dan sepupu. Allahu Akbar.
hari ini, 2 januari 2012, Allah memberikan lagi satu kemudahan untukku bersama sahabat2 di iqro' pak imam dan pak ridwan bersilaturahim ke rumah bundo yang telah memberikan gulai sapi dan kali ini dibarengi dengan mengembalikan tupperware tempat gulai sapi dulu yag diberikan untuk saya dan keluarga. semoga bundo dan keluarga sehat dan dalam rahmatNYA.
oia hari ini juga berbagi untuk pak daud dan bu leli...cempedak dari kakak yang memang mohon maaf sering dikirimi tapi sering juga gak diolah karena tidak begitu suka dan baunya yang sangat menyengat.
lanjut kerja........keliling iqro' yang sedang libur sambil mengecek kerjaan tukang baik yang sedang memperbaiki tangga dan saluran air maupun yang sedang memperbaiki plafon dan bersama pak ahmad nengok rumah barunya bu leli yang sedang direhab.
tiraz.....i'm comming for update kerjaan.
puji syukur kepada Robb ku yang telah memberikan nikmat umur hingga saya dan keluarga masih diberi kesempatan untuk mensyukuri dan menikmati semua karuniaNYA di tahun 2012.
mem-flashback tahun 2011, begitu banyak nikmat dan karunia yang telah Allah berikan, pekerjaan, keluarga dengan ditambahnya amanah baru yaitu calon buah hati kami yang ke-empat, anak2 yang baik semoga senantiasa soleh dan sholehah, kesehatan dan ukhuwah yang terbina baik dengan keluarga, saudara, kerabat, sahabat dan teman sekerja.
memasuki tahun 2012 ini, insya Allah telah membuat satu resolusi menjadi tahun menyambung tali silaturahim dengan semua keluarga, kerabat, sahabat dan teman-teman yang selama ini telah memberikan pengaruh yang luarbiasa dalam saya menjalankan aktivitas dan tumbuh kembang seperti sekarang ini.
kemarin tepatnya ditahun baru, 1 januari 2012, Allah telah memberikan pembukaan resolusi dengan silaturahim ketempat pak de soewardi di jati kramat dimana disana berkumpul semua kelurga besar dar istri, ada bapak/ibu mertua, oom dan tante, pak de dan bu de, serta keponakan dan sepupu. Allahu Akbar.
hari ini, 2 januari 2012, Allah memberikan lagi satu kemudahan untukku bersama sahabat2 di iqro' pak imam dan pak ridwan bersilaturahim ke rumah bundo yang telah memberikan gulai sapi dan kali ini dibarengi dengan mengembalikan tupperware tempat gulai sapi dulu yag diberikan untuk saya dan keluarga. semoga bundo dan keluarga sehat dan dalam rahmatNYA.
oia hari ini juga berbagi untuk pak daud dan bu leli...cempedak dari kakak yang memang mohon maaf sering dikirimi tapi sering juga gak diolah karena tidak begitu suka dan baunya yang sangat menyengat.
lanjut kerja........keliling iqro' yang sedang libur sambil mengecek kerjaan tukang baik yang sedang memperbaiki tangga dan saluran air maupun yang sedang memperbaiki plafon dan bersama pak ahmad nengok rumah barunya bu leli yang sedang direhab.
tiraz.....i'm comming for update kerjaan.
Monday, August 29, 2011
Ramadhanku
baru saja terucap kata ahlan wasahlan yaa ramadhan....namun menyadari bahwa mungkin ini adalah hari terakhir ramadhan yang akan segera meninggalkan kita.
ada kesedihan ditinggal ramadhan...namun disambut kebahagian akan datangnya iedul fitri esok hari.
ramadhan tahun ini,...jujur saya masih merasa belum ada peningkatan atas ibadah2 daripada hari biasanya maupun dari ramadhan tahun lalu,...namun tetap optimis bahwa Allah SWT pasti akan menerima ibadah2 kita seberapa pun itu.
ramadhan tahun ini pula, kami sekeluarga juga jarang berkumpul untuk berbuka bersama secara lengkap. ada saja kesibukan dan tugas yang mendera waktu kami sekeluarga, baik saya yang masih saja berjibaku dengan pekerjaan maupun istri yang memenuhi amanah yang diembannya dari aktivitas sosialnya, mas alif, anak pertama kami yang sdh duduk dibangku sma dengan segala kesibukan dan bisnisnya yang mulai dirintis (abi msh saja berharap mas alif fokus pada pelajaran...merintis bisnis tdk salah dan memang harus dimulai dari sekarang, namun sebagai orang tua tetap berharap belum saatnya mencari penghasilan.....ada khawatir dan bangga dengan apa yg dicapai sekarang), salma, sitengah yang baru kembali dari asrama dengan laporan khatam qur'an..Alhamdulillah, kami bangga nak. amel, sibungsu yang selalu menemani umminya berbuka jika kami tak sempat berbuka dirumah. Namun satu hal dalam keluarga kami, selalu berkumpul diawal ramadhan untuk tarawih bersama dan saling memaafkan.
ramadhan, moment kerja2 yang ingin kami mulai dengan segenap perbaikan-perbaikan.
ramadhan,.....ada rindu dan keinginan yang kuat untuk saya dan keluarga memperbaiki diri dan mempererat silaturahim dengan sanak keluarga dan handai taula serta sahabat dan tetangga.
Ya Allah....meski hamba tak maksimal meningkatkan ibadah dibulan mulia ini, hamba tetap memohon dan berharap kepadaMU untuk dapat menerima amal kami sekeluarga dan menjadikan kami orang-orag yang senantiasa bersyukur kepadaMU.
Untuk ibu ku...semoga dengan melihatmu dalam keadaan sehat dan berpuasa menjadikan kami anak-anakmu selalu mendoakanmu. love u.
untuk keluargaku....semoga kita senantiasa saling menyanyangi dan mengingatkan untuk tetap sederhana dan selalu dalam jalanNYA.
robbana taqobbaldu'a.
ada kesedihan ditinggal ramadhan...namun disambut kebahagian akan datangnya iedul fitri esok hari.
ramadhan tahun ini,...jujur saya masih merasa belum ada peningkatan atas ibadah2 daripada hari biasanya maupun dari ramadhan tahun lalu,...namun tetap optimis bahwa Allah SWT pasti akan menerima ibadah2 kita seberapa pun itu.
ramadhan tahun ini pula, kami sekeluarga juga jarang berkumpul untuk berbuka bersama secara lengkap. ada saja kesibukan dan tugas yang mendera waktu kami sekeluarga, baik saya yang masih saja berjibaku dengan pekerjaan maupun istri yang memenuhi amanah yang diembannya dari aktivitas sosialnya, mas alif, anak pertama kami yang sdh duduk dibangku sma dengan segala kesibukan dan bisnisnya yang mulai dirintis (abi msh saja berharap mas alif fokus pada pelajaran...merintis bisnis tdk salah dan memang harus dimulai dari sekarang, namun sebagai orang tua tetap berharap belum saatnya mencari penghasilan.....ada khawatir dan bangga dengan apa yg dicapai sekarang), salma, sitengah yang baru kembali dari asrama dengan laporan khatam qur'an..Alhamdulillah, kami bangga nak. amel, sibungsu yang selalu menemani umminya berbuka jika kami tak sempat berbuka dirumah. Namun satu hal dalam keluarga kami, selalu berkumpul diawal ramadhan untuk tarawih bersama dan saling memaafkan.
ramadhan, moment kerja2 yang ingin kami mulai dengan segenap perbaikan-perbaikan.
ramadhan,.....ada rindu dan keinginan yang kuat untuk saya dan keluarga memperbaiki diri dan mempererat silaturahim dengan sanak keluarga dan handai taula serta sahabat dan tetangga.
Ya Allah....meski hamba tak maksimal meningkatkan ibadah dibulan mulia ini, hamba tetap memohon dan berharap kepadaMU untuk dapat menerima amal kami sekeluarga dan menjadikan kami orang-orag yang senantiasa bersyukur kepadaMU.
Untuk ibu ku...semoga dengan melihatmu dalam keadaan sehat dan berpuasa menjadikan kami anak-anakmu selalu mendoakanmu. love u.
untuk keluargaku....semoga kita senantiasa saling menyanyangi dan mengingatkan untuk tetap sederhana dan selalu dalam jalanNYA.
robbana taqobbaldu'a.
Thursday, May 5, 2011
Motivasi Corner
Jangan berhenti. Bukan karena berhenti akan menghambat laju kemajuan anda.
Namun sesungguhnya alam mengajarkan bahwa anda tak akan pernah bisa berhenti.
Meski anda berdiam diri di situ, bumi tetap mengajak anda mengelilingi matahari.
Maka, bergeraklah, beramallah, berkaryalah. Berkarya bukan sekedar untuk meraih sesuatu.
Berkarya memberi kebahagiaan diri.
Air yang tak bergerak lebih cepat busuk. Kunci yang tak pernah dibuka lebih mudah serat.
Mesin yang tak dinyalakan lebih gampang berkarat. Hanya perkakas yang tak digunakanlah yang disimpan dalam laci berdebu.
Jangan berhenti berkarya, atau anda segera menjadi tua dan tak berguna.
Label: Motivasi Corner
Saturday, April 2, 2011
email dari sahabat di trengganu
Assalamualaikum ikhwah dan akhawat sekalian,
Ada satu ungkapan yang menjadi keinginan semua orang yang terlibat dalam dakwah dan tarbiyah iaitu :
"Banyak dalam kuantiti dan bagus dalam kualiti".
Ungkapan ini bukanlah suatu khayalan tetapi Allah swt sendiri memberikan isyarat kemungkinannya sepertimana firman Allah swt dalam ayat berikut :
"Dan berapa banyak para nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikutnya yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah kerana bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. Tidak ada doa mereka selain ucapan: "Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami, dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir. Kerana itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan." (QS Ali Imran : 146-148)
Ada tiga isi penting dari ayat di atas :
PERTAMA :
Kenyataan bahwa para nabi memerlukan pengikut dalam jumlah yang besar sebagai barisan mujahid fi sabilillah.
KEDUA :
Pengikut-pengikut mereka itu pula adalah ‘Rabbaniyyin’ iaitu mereka memiliki kualiti yang hebat dalam medan perjuangan di mana mereka :
a. Tidak mudah lemah dalam menghadapi ujian dunia.
b. Tidak mudah lesu dalam menghadapi kesulitan perjuangan.
c. Tidak mudah menyerah kepada musuh-musuh Allah.
KETIGA :
Mereka adalah orang-orang yang menyedari kelemahan dan kesalahan diri mereka. Cara mereka menghadapinya adalah dengan sentiasa memohon keampunan Allah dan bertaubat dari kesalahan dan kekeliruan serta menggantungkan diri semata-mata kepada Allah swt dalam menghadapi musuh.
Tiga isi inilah yang menggambarkan agenda tarbiyah yang perlu diusahakan oleh kita sekarang ini iaitu :
1. Bermula dengan usaha yang sistematik untuk merekrut dan mencetak aktivis dakwah sebanyak-banyaknya.
2. Kemudian mentarbiyah mereka secara ‘manhaji’ agar memiliki kualiti yang hebat.
3. Seterusnya membangun sistem dan iklim dakwah yang baik iaitu kemampuan untuk menghidupkan semangat :
a. Kekuatan hubungan dengan Allah swt.
b. Muraqabatullah dan muhasabah diri.
c. Kerjasama dan tolong menolong.
d. Melakukan suatu amal dengan terbaik.
AGENDA PERTAMA : MEMPERBANYAKKAN PEMBENTUKAN AKTIVIS
Merekrut aktivis dakwah adalah usaha untuk memberi jalan kepada manusia bagi mendapatkan hidayah dan pilihan Allah swt. Hasil akhirnya bergantung kepada kesediaan manusia untuk datang kepada Allah dan pada kehendak mutlak Allah swt sendiri.
"... Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendakiNya dan memberi petunjuk kepada (agama) Nya, orang yang kembali (kepadaNya)." (QS As Syuura : 13)
Oleh kerana itu, misi dakwah untuk merekrut manusia ke dalam Islam dan dakwah hanya boleh dilakukan oleh orang-orang yang secara sedar telah memutuskan dirinya untuk berkhidmat kepada Islam.
Ini adalah kerana seorang pendakwah tidak mampu memberi hidayah tetapi sebenarnya ia hanya mampu menuntun manusia kepada hidayah itu.
"Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendakiNya. Dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk." (QS Al Qashash : 56)
Misi dakwah adalah untuk merekrut manusia ke dalam Islam dan dakwah hanya mampu dilakukan oleh mereka yang menjadikan dakwah sebagai pekerjaan utama dan yang terbaik, dengan mengharapkan ganjaran semata-mata dari Allah swt.
"Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal soleh dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri." (QS Al Fushshilat : 33)
"Dan aku sekali-kali tidak meminta upah kepadamu atas seruan-seruan itu. Upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam." (QS Asy Syu’ara : 109)
Dengan orientasi seperti inilah, setiap aktivis dakwah akan memiliki persiapan untuk berdakwah. Kejayaan untuk merekrut manusia kemudiannya akan ditentukan oleh kesungguhan dan kepasrahannya dalam mengajak manusia. Hari-harinya adalah waktu dakwah.
Perhatikan ungkapan Nabi Nuh as :
"Nuh berkata : "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang." (QS Nuh : 5)
Ayat ini menggambarkan, dalam setiap kesempatan apapun, keberadaan di manapun dan dalam situasi dan keadaan apapun, Nabi Nuh menjadikan dakwah sebagai misi besar dan utamanya.
Kejayaan dalam mencetak aktivis dakwah baru juga akan ditentukan oleh sikap :
Mengembangkan Generasi
bukan
Mengerdilkannya.
Perhatikan peringatan Allah swt :
"Tidak wajar bagi seorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al-Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku, bukan penyembah Allah." Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, kerana kamu selalu mengajarkan Al-Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya." (QS Ali Imran : 79)
Nabi Zakaria as, dalam usianya yang sudah senja, masih memiliki kemahuan yang kuat untuk dapat mengembangkan generasi dakwah.
"Ia (Zakaria) berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku sudah beruban. Dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khuatir terhadap penerus sepeninggalanku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul. Maka anugerahkanlah kepadaku dari sisi Engkau seorang putera. Yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya’qub. Dan jadikanlah ia, Ya Tuhanku, seorang yang diridhai." (QS maryam : 4-6)
Prinsip dan sikap seperti inilah yang diperlukan oleh setiap aktivis dakwah sehingga mampu menggerakkan kekuatan pengkadiran dakwah secara optimum. Dakwah tidak dipandang sebagai bebanan kerana ia adalah jalan kehidupan kita (Sabilil-Mu’minin).
AGENDA KEDUA : MENINGKATKAN KUALITI AKTIVIS
Tidak ada kejayaan yang terbaik dalam mencetak aktivis berkualiti kecuali apa yang telah dilakukan oleh Rasul kita, Nabi Muhammad saw.
Dengan izin Allah swt, baginda mampu mencetak :
1. Pedagang menjadi pejuang.
2. Tukang pukul menjadi pemimpin yang zuhud.
3. Pemuda menjadi ulama’.
4. Hamba menjadi pentadbir.
Apakah kunci kejayaan Tarbiyah Islamiyah yang dilakukan oleh Rasulullah saw?
KUNCI PERTAMA : MENGUKUHKAN BANGUNAN KEYAKINAN
Rasulullah saw memulai pembentukan keperibadian aktivis dengan menanamkan bangunan keyakinan baru secara utuh. Keimanan akan betapa berkuasanya Allah, keyakinan akan kebenaran Islam serta kefahaman yang kukuh akan jalan dakwah Islam dan kerinduan yang sangat besar terhadap syurga. Keyakinan seperti inilah yang membentuk orientasi dan wawasan hidup para sahabat. Di sinilah lahirnya apa yang disebut sebagai pendukung Islam dan dakwah.
Ketika bangunan keyakinan ini kuat dan terpelihara, maka sikap dukungan terhadap Islam dan dakwah para sahabat tetap membara sehingga seorang sahabat seperti Khalid bin Al Walid begitu sedih apabila beliau menemui kematiannya di atas tempat tidur.
Sebagai murabbi, Rasulullah saw sentiasa mengingatkan para sahabat baginda akan keyakinan dan orientasi ini khususnya ketika para sahabat mengalami ujian dan cubaan yang sukar dalam kehidupan mereka.
Sekali lagi, rahsia pertamanya adalah :
a. Keimanan yang kuat terhadap Allah swt.
b. Keyakinan yang kuat akan kebenaran Islam.
c. Kefahaman yang kukuh tentang jalan dakwah dan kerinduan yang dalam terhadap syurga.
Yang diperlukan sekarang adalah bagaimana program-program tarbiyah dalam berbagai tahap dan dalam berbagai forum mampu dihiasi dengan usaha untuk menyegarkan dan mengukuhkan bangunan keyakinan ini.
1. Ruh pengabdian menjadi sesuatu yang mutlak untuk dihidupkan dalam berbagai perjumpaan-perjumpaan.
2. Mengkaji sejarah kehidupan para anbiya’, para salafus-soleh dan para mujahid dakwah akan memberi pengaruh yang kuat terhadap kekukuhan dukungan terhadap Islam dan dakwah.
3. Diskusi dan kajian secara mendalam akan manhaj dakwah dan asas-asasnya, perlu dilakukan secara rutin pada bahagian awal perjumpaan yang bersifat ‘tarbawi’ atau ‘tanzhimi’.
4. Membiasakan untuk menilai hasil-hasil pekerjaan, bukan sahaja dari sudut-pandang pengurusan, tetapi juga pengajaran dan hikmah ‘rabbaniyah’ yang terkandung di dalamnya.
KUNCI KEDUA : MENDEKATKAN INTERAKSI DENGAN AL QUR’AN
Kunci kedua adalah kuatnya interaksi secara langsung antara ayat-ayat Allah dengan perjalanan kehidupan. Sebagaimana yang kita fahami bersama, turun naik perjalanan kehidupan Rasulullah saw bersama sahabat-sahabatnya adalah seiring dengan turunnya ayat-ayat Al Qur’an sehingga, bukan sahaja kehidupan itu berjalan di bawah bimbingan atau pengarahan dari langit (Taujih Rabbani), tetapi juga dapat dilihat dari interaksi secara langsung dan kuat dengan Al-Qur’an sebagai acuan kehidupan (Minhajul-Hayah). Inilah yang menjadi sebab kenapa Sayyid Qutb menyebut para sahabat itu sebagai Generasi Al Quran (Jiil-Qur’ani).
Dalam konteks semasa, interaksi dengan Al Qur’an bukan hanya sebatas aspek tilawah, hafazan dan kefahaman, namun yang lebih penting adalah pada sisi pengamalan Islam dan dakwah yang terus mengarah kepada bimbingan Al Qur’an. Sudah semestinyalah, setiap aktivis dakwah mampu menjelaskan seluruh aktiviti hariannya dengan acuan Al Qur’an dan berusaha untuk menemui jawaban ke atas seluruh persoalan-persoalan hariannya dalam Al Qur’an.
Salah satu kayu ukur dalam menilai sudut ini ialah apabila seseorang aktivis dakwah itu memiliki kedekatan dengan Al Qur’an terjemahan di mana melalui terjemahan inilah aktivis-aktivis dakwah tersebut akan sentiasa mentadabbur ayat-ayat Allah untuk memahami dan menjelaskan kehidupannya.
Untuk menjawab halangan-halangan terhadap peningkatan kualiti ini, maka perlu segera dilakukan usaha mendekatkan interaksi seseorang aktivis dengan Al Qur’an. Misalnya dalam enam bulan pertama memulai proses tarbiyah, setiap ‘mutarabbi’ dibuat perancangan supaya mampu menguasai bacaan Al Qur’an dengan baik. Enam bulan berikutnya, mereka diprogramkan untuk menghafal ayat-ayat keimanan, khususnya pada juz 30. Masa-masa seterusnya, program hafazan Al Qur’an disesuaikan dengan tema-tema pembahasan tarbiyah sehingga kefahaman keislaman dan fikrah dakwah dapat diikuti dengan hafazan ayat-ayat yang berkaitan.
Kegiatan ‘taushiyah’ dalam ‘liqa’ tarbawi’ boleh diselang-selikan dengan ulasan tafsir dari ayat-ayat tilawah yang sedang dibaca. Tentu sahaja, ulasan tafsir ini diarahkan untuk merujuk kepada kitab-kitab tafsir yang sudah banyak diterjemahkan. Begitu juga pembahasan terhadap berbagai permasaalahan dakwah perlu diusahakan untuk melihat kepada tinjauan terhadap Al Qur’an sehingga kefahaman dan penguasaan aktivis terhadap makna dan pengajaran dari ayat-ayat Al-Qur’an tersebut menjadi kuat.
KUNCI KETIGA : MEMBIMBING KEPADA PENERAPAN AMAL
Islam adalah agama amal dalam ertikata bahwa Islam mengutamakan kebaikan amal sebagai bukti dari keimanan dan kefahaman. Seterusnya, penerapan amal justeru akan mempercepatkan dan memperkukuhkan bangunan keimanan dan kefahaman terhadap Islam. Tentu sahaja semua ini dilakukan dengan menjaga agar setiap amal yang dilakukan sentiasa berlandaskan keikhlasan dan kefahaman.
Inilah yang dilakukan oleh Rasulullah saw dalam mentarbiyah umatnya. Mereka menjadi ‘Qaumun ‘Amaliyyun’ atau orang yang sentiasa beramal.
"Dan katakanlah: "Beramallah kamu, maka Allah dan RasulNya beserta orang-orang mu’min akan melihat amalmu itu. Dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata. Lalu diberitakanNya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS At Taubah : 105)
Ketika arahan amal begitu kuat dalam Islam, hal ini mendorong para sahabat untuk sentiasa berkomunikasi dan bermesyuarat dengan Rasulullah saw dalam kapasiti baginda sebagai nabi, ketua dan juga hakim. Dari sinilah kefahaman mereka bertambah seiring dengan banyaknya amal. Kebaikan mereka berlipat kali ganda seiring dengan kesalahan yang diperbaiki. Keyakinan mereka menjadi semakin kuat seiring dengan kemenangan amal yang mereka raih sehingga akhirnya, keyakinan Islam mereka semakin kukuh kerana Rasulullah saw sentiasa menjanjikan balasan syurga kepada mereka yang berjaya dalam beramal soleh.
Tarbiyah bukanlah semata-mata untuk tarbiyah, tetapi tarbiyah adalah untuk dakwah. Kita adalah pertubuhan dakwah, bukan pertubuhan tarbiyah. Oleh kerana itu, peningkatan kualiti aktivis dakwah akan menuju kepada prinsip ini iaitu bagaimana para ‘mutarabbi’ sejak awal tarbiyahnya lagi diarahkan dan dibimbing untuk mulai mengamalkan Islam dan dakwahnya.
Murabbi yang berjaya adalah yang mampu menjadikan mutarabbinya sebagai subjek dakwah dan bukan objek dakwah.
Ingatlah firman Allah swt :
"Tidak wajar bagi seorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al-Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku, bukan penyembah Allah." Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, kerana kamu selalu mengajarkan Al-Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya." (QS Ali Imran : 79)
Akhirnya kita menemui satu kata kunci iaitu ‘Tajribah Maidaniyah’ atau pengalaman di medan sebenar adalah cara yang berkesan untuk mematangkan keyakinan, kefahaman dan kemampuan amal seseorang aktivis.
Ilmu Allah yang sangat luas akan diajarkan kepada kita ketika kita ada di medan kehidupan sebenar untuk mengamalkan ajaran Islam dengan penuh tawakal.
"... Dan bertakwalah kepada Allah, niscaya Allah akan mengajarkanmu. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS Al Baqarah : 282)
KUNCI KEEMPAT : MENGUTAMAKAN KETELADANAN DAN KEPIMPINAN YANG BAIK
Perilaku dan amal para pendakwah adalah cerminan dari dakwahnya. Mereka adalah teladan dalam pembicaraan dan amalan.
Slogan mereka adalah "Ashlih Nafsaka, Wad’u Ghairaka" (perbaiki dirimu, kemudian serulah orang lain).
Rasulullah saw telah menampilkan keteladanan ini dalam dirinya. Sungguh, beliau adalah teladan yang sempurna bagi manusia. Baginda adalah teladan bagi setiap pendakwah, setiap pemimpin, setiap bapa dari anak-anaknya, setiap suami dari isterinya, setiap sahabat, setiap murabbi, setiap pengamal politik dan berbagai tingkatan sosial manusia yang lain.
Dengan cara inilah, Rasulullah saw berjaya dalam membentuk sahabat-sahabatnya. Islam menampilkan keteladanan sebagai wasilah dakwah dan tarbiyah yang paling berkesan sehingga Islam menetapkan sistem tarbiyah yang berterusan berdiri kukuh di atas dasar prinsip keteladanan tersebut.
Sesungguhnya, kebaikan amal seorang pendakwah adalah khutbah yang paling mantap. Akhlaknya yang mulia bagaikan "sihir" yang memikat hati. Oleh kerana itulah, seorang pendakwah yang berjaya adalah pendakwah yang mengajak kepada kebenaran dengan perilakunya, meskipun dia sedikit berbicara. Ini adalah kerana peribadinya telah menjadi contoh yang hidup dan bergerak memperagakan prinsip-prinsip yang diyakininya.
Munculnya gejala penurunan kualiti aktivis dakwah sekarang ini berkemungkinan disebabkan kerana lemahnya keteladanan yang ditampilkan oleh para pendakwah dan para pemimpin. Masyarakat tidak dapat belajar secara langsung tentang kebaikan dari pendakwah dan pemimpinnya atau bahkan mereka mungkin dikejutkan dengan perilaku yang kontradiktif dari pendakwah dan pemimpinnya.
Untuk tujuan tersebut, walauapapun usaha peningkatan kualiti aktivis yang akan kita lakukan, pada akhirnya ianya perlu disempurnakan dengan keteladanan dan kepimpinan yang baik dari para murabbi dan pendakwah. Kita tidak berhak menegur aktivis dakwah yang lemah kualitinya, selama mana kita sendiri belum mampu mengajarkan dan menunjukkan mereka tentang keteladanan.
AGENDA KETIGA : MENGEMBANGKAN IKLIM NASIHAT MENASIHATI
Ketika kita bekerja untuk menyediakan aktivis berkualiti dalam jumlah yang banyak, langkah penting seterusnya adalah melakukan pemeliharaan aktivis. Pemeliharaan ini mencakupi aspek keperibadian Islam dan keperibadian pendakwah mereka, sehingga kehidupan dakwah ini terus sihat dan kuat.
Tentu sahaja banyak cara yang boleh dilakukan untuk tujuan ini dan salah satunya adalah mengembangkan iklim atau budaya nasihat menasihati (Taushiyah).
Masyarakat mu’min di antara ciri-cirinya adalah kuatnya budaya ‘taushiyah’ dan ‘amar ma’ruf nahi munkar’. Mereka memandang perkara ini sebagai keperluan untuk menjaga kebaikan Islam. di samping sebagai hak kewajiban seorang mu’min ke atas mu’min lainnya dan yang lebih penting, ini merupakan salah satu misi dakwah Islam.
Dalam sejarahnya, kehancuran umat terdahulu adalah kerana mereka tidak mengembangkan iklim ‘taushiyah’ dan ‘amar ma’ruf nahi munkar’. Boleh jadi hal ini bukan kerana kebodohan mereka terhadap ajaran agama, tetapi kerana kungkungan budaya tertentu. Misalnya sikap takut untuk menegur orang lain terutama yang status atau darjat sosialnya dianggap lebih tinggi atau rasa tidak sedap hati yang akan menyinggung perasaan orang lain. Sikap-sikap ini akan membawa kepada pengabaian terhadap kesalahan yang berlaku kepada saudara kita. Jika perkara ini terus berlaku, maka sensitiviti kita terhadap kemunkaran yang berlaku dalam kehidupan dakwah boleh lenyap. Inilah pintu malapetaka yang nyata bagi dakwah.
Ada banyak cara untuk mengembangkan iklim ini. Yang paling asas adalah menghidupkan kembali suasana Ukhuwah Islamiyah di kalangan aktivis. Manakala interaksi persaudaraan hidup dengan baik di mana sesama aktivis saling menjalin silaturahim dan berbagai bentuk mu’amalah lainnya.
Ini akan membuatkan seorang akh mengenali dengan betul keadaan saudaranya yang lain. Semakin kita kenal dengan saudara yang lain, semakin kita tahu akan kebaikan atau kekurangannya. Di sinilah peluang amal soleh untuk melakukan ‘taushiyah’ terbuka. Secara tabi’ienya, seseorang merasa lebih nyaman dan lapang apabila yang memberi ‘taushiyah’ adalah orang yang dekat dengannya.
Kemudian, peranan ‘taushiyah’ yang dilakukan setiap murabbi iaitu bagaimana seorang murabbi menjadikan halaqah tarbiyah sebagai wasilah yang berkesan untuk mentaushiyah para mutarabbinya.
Nasihat-nasihat yang diberikan sesuai dengan persoalan kehidupan mereka sehingga para mutarabbi sentiasa terbimbing untuk istiqamah di jalan Islam. Untuk itu, interaksi antara murabbi dan mutarabbi tidak boleh hanya sebatas di dalam halaqah semata-mata. Interaksi yang lebih bersifat peribadi di luar waktu halaqah menjadi penting agar kedua belah pihak lebih saling mengenali. Ingatlah agama itu adalah nasihat.
Yang terakhir yang perlu dilihat secara serious juga adalah peranan kepimpinan di semua peringkat dan tingkatan. Taushiyah seorang pemimpin yang disampaikan secara bijaksana dan penuh ungkapan kasih-sayang, bukan sahaja akan meluruskan orientasi dan proses kerja tetapi juga akan menguatkan kesepaduan organisasi kerana orang-orang yang di dalam organsasi itu tidak merasa terikat secara pentadbiran semata-mata, tapi juga dengan ikatan hati sehingga menjadi sesuatu yang sangat penting dan mendesak.
Ia juga penting untuk para pemimpin dakwah khususnya yang ada di bahagian operasi untuk mengukuhkan peranan kepimpinan kerohaniannya serta tidak terjebak sebatas kepimpinan pentadbiran yang fungsi dan peranan kepimpinannya hanya muncul ketika halaqah berbentuk organisasi sahaja.
Dalam konteks kepimpinan organisasi, perlu disediakan saluran agar antara para pemimpin dan anggota-anggota organisasinya di setiap tahap dan tingkatan boleh bertemu dan membicarakan perkara-perkara penting secara bersama. Di dalam forum ini, disampaikan perkembangan dan permasalahan dakwah yang perlu diketahui oleh para anggota dan para pimpinan berusaha untuk mendapatkan masukan-masukan yang sebanyak-banyaknya dari para anggota. Setiap anggota pula berhak untuk menyampaikan kritikan dan cadangan pembaikan secara terbuka dan konstruktif dalam forum ini.
Apabila iklim ‘taushiyah’ dan ‘amar ma’ruf nahi munkar’ hidup dengan baik di semua aspek, insya Allah kehidupan dakwah ini akan sentiasa sihat dan kuat kerana setiap potensi dan gejala penyakit boleh dikesan dengan cepat secara spontan.
Menumpuknya masalah yang mengganggu organisasi dakwah biasanya akibat dari tidak hidupnya iklim ini sehingga semua persoalan mesti ditanggung oleh organisasi.
Perhatikan firman Allah swt :
"Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar. Mendirikan solat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan RasulNya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS at Taubah : 71)
Ya Allah, berilah pertolongan dan kekuatan kepada kami untuk kami mampu menuntun manusia kepada jalan hidayahMu serta meningkatkan jumlah pengikut yang sanggup berkorban di jalanMu. Jadikanlah kami golongan ‘Rabbaniyyin’ yang mempunyai kualiti keimanan dan ketabahan serta mampu melihat segala kelemahan dan kesilapan kami sehingga kami cepat memohon taubat dan keampunan dariMu.
Ameen Ya Rabbal Alameen
WAS
Ada satu ungkapan yang menjadi keinginan semua orang yang terlibat dalam dakwah dan tarbiyah iaitu :
"Banyak dalam kuantiti dan bagus dalam kualiti".
Ungkapan ini bukanlah suatu khayalan tetapi Allah swt sendiri memberikan isyarat kemungkinannya sepertimana firman Allah swt dalam ayat berikut :
"Dan berapa banyak para nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikutnya yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah kerana bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. Tidak ada doa mereka selain ucapan: "Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami, dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir. Kerana itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan." (QS Ali Imran : 146-148)
Ada tiga isi penting dari ayat di atas :
PERTAMA :
Kenyataan bahwa para nabi memerlukan pengikut dalam jumlah yang besar sebagai barisan mujahid fi sabilillah.
KEDUA :
Pengikut-pengikut mereka itu pula adalah ‘Rabbaniyyin’ iaitu mereka memiliki kualiti yang hebat dalam medan perjuangan di mana mereka :
a. Tidak mudah lemah dalam menghadapi ujian dunia.
b. Tidak mudah lesu dalam menghadapi kesulitan perjuangan.
c. Tidak mudah menyerah kepada musuh-musuh Allah.
KETIGA :
Mereka adalah orang-orang yang menyedari kelemahan dan kesalahan diri mereka. Cara mereka menghadapinya adalah dengan sentiasa memohon keampunan Allah dan bertaubat dari kesalahan dan kekeliruan serta menggantungkan diri semata-mata kepada Allah swt dalam menghadapi musuh.
Tiga isi inilah yang menggambarkan agenda tarbiyah yang perlu diusahakan oleh kita sekarang ini iaitu :
1. Bermula dengan usaha yang sistematik untuk merekrut dan mencetak aktivis dakwah sebanyak-banyaknya.
2. Kemudian mentarbiyah mereka secara ‘manhaji’ agar memiliki kualiti yang hebat.
3. Seterusnya membangun sistem dan iklim dakwah yang baik iaitu kemampuan untuk menghidupkan semangat :
a. Kekuatan hubungan dengan Allah swt.
b. Muraqabatullah dan muhasabah diri.
c. Kerjasama dan tolong menolong.
d. Melakukan suatu amal dengan terbaik.
AGENDA PERTAMA : MEMPERBANYAKKAN PEMBENTUKAN AKTIVIS
Merekrut aktivis dakwah adalah usaha untuk memberi jalan kepada manusia bagi mendapatkan hidayah dan pilihan Allah swt. Hasil akhirnya bergantung kepada kesediaan manusia untuk datang kepada Allah dan pada kehendak mutlak Allah swt sendiri.
"... Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendakiNya dan memberi petunjuk kepada (agama) Nya, orang yang kembali (kepadaNya)." (QS As Syuura : 13)
Oleh kerana itu, misi dakwah untuk merekrut manusia ke dalam Islam dan dakwah hanya boleh dilakukan oleh orang-orang yang secara sedar telah memutuskan dirinya untuk berkhidmat kepada Islam.
Ini adalah kerana seorang pendakwah tidak mampu memberi hidayah tetapi sebenarnya ia hanya mampu menuntun manusia kepada hidayah itu.
"Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendakiNya. Dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk." (QS Al Qashash : 56)
Misi dakwah adalah untuk merekrut manusia ke dalam Islam dan dakwah hanya mampu dilakukan oleh mereka yang menjadikan dakwah sebagai pekerjaan utama dan yang terbaik, dengan mengharapkan ganjaran semata-mata dari Allah swt.
"Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal soleh dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri." (QS Al Fushshilat : 33)
"Dan aku sekali-kali tidak meminta upah kepadamu atas seruan-seruan itu. Upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam." (QS Asy Syu’ara : 109)
Dengan orientasi seperti inilah, setiap aktivis dakwah akan memiliki persiapan untuk berdakwah. Kejayaan untuk merekrut manusia kemudiannya akan ditentukan oleh kesungguhan dan kepasrahannya dalam mengajak manusia. Hari-harinya adalah waktu dakwah.
Perhatikan ungkapan Nabi Nuh as :
"Nuh berkata : "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang." (QS Nuh : 5)
Ayat ini menggambarkan, dalam setiap kesempatan apapun, keberadaan di manapun dan dalam situasi dan keadaan apapun, Nabi Nuh menjadikan dakwah sebagai misi besar dan utamanya.
Kejayaan dalam mencetak aktivis dakwah baru juga akan ditentukan oleh sikap :
Mengembangkan Generasi
bukan
Mengerdilkannya.
Perhatikan peringatan Allah swt :
"Tidak wajar bagi seorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al-Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku, bukan penyembah Allah." Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, kerana kamu selalu mengajarkan Al-Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya." (QS Ali Imran : 79)
Nabi Zakaria as, dalam usianya yang sudah senja, masih memiliki kemahuan yang kuat untuk dapat mengembangkan generasi dakwah.
"Ia (Zakaria) berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku sudah beruban. Dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khuatir terhadap penerus sepeninggalanku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul. Maka anugerahkanlah kepadaku dari sisi Engkau seorang putera. Yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya’qub. Dan jadikanlah ia, Ya Tuhanku, seorang yang diridhai." (QS maryam : 4-6)
Prinsip dan sikap seperti inilah yang diperlukan oleh setiap aktivis dakwah sehingga mampu menggerakkan kekuatan pengkadiran dakwah secara optimum. Dakwah tidak dipandang sebagai bebanan kerana ia adalah jalan kehidupan kita (Sabilil-Mu’minin).
AGENDA KEDUA : MENINGKATKAN KUALITI AKTIVIS
Tidak ada kejayaan yang terbaik dalam mencetak aktivis berkualiti kecuali apa yang telah dilakukan oleh Rasul kita, Nabi Muhammad saw.
Dengan izin Allah swt, baginda mampu mencetak :
1. Pedagang menjadi pejuang.
2. Tukang pukul menjadi pemimpin yang zuhud.
3. Pemuda menjadi ulama’.
4. Hamba menjadi pentadbir.
Apakah kunci kejayaan Tarbiyah Islamiyah yang dilakukan oleh Rasulullah saw?
KUNCI PERTAMA : MENGUKUHKAN BANGUNAN KEYAKINAN
Rasulullah saw memulai pembentukan keperibadian aktivis dengan menanamkan bangunan keyakinan baru secara utuh. Keimanan akan betapa berkuasanya Allah, keyakinan akan kebenaran Islam serta kefahaman yang kukuh akan jalan dakwah Islam dan kerinduan yang sangat besar terhadap syurga. Keyakinan seperti inilah yang membentuk orientasi dan wawasan hidup para sahabat. Di sinilah lahirnya apa yang disebut sebagai pendukung Islam dan dakwah.
Ketika bangunan keyakinan ini kuat dan terpelihara, maka sikap dukungan terhadap Islam dan dakwah para sahabat tetap membara sehingga seorang sahabat seperti Khalid bin Al Walid begitu sedih apabila beliau menemui kematiannya di atas tempat tidur.
Sebagai murabbi, Rasulullah saw sentiasa mengingatkan para sahabat baginda akan keyakinan dan orientasi ini khususnya ketika para sahabat mengalami ujian dan cubaan yang sukar dalam kehidupan mereka.
Sekali lagi, rahsia pertamanya adalah :
a. Keimanan yang kuat terhadap Allah swt.
b. Keyakinan yang kuat akan kebenaran Islam.
c. Kefahaman yang kukuh tentang jalan dakwah dan kerinduan yang dalam terhadap syurga.
Yang diperlukan sekarang adalah bagaimana program-program tarbiyah dalam berbagai tahap dan dalam berbagai forum mampu dihiasi dengan usaha untuk menyegarkan dan mengukuhkan bangunan keyakinan ini.
1. Ruh pengabdian menjadi sesuatu yang mutlak untuk dihidupkan dalam berbagai perjumpaan-perjumpaan.
2. Mengkaji sejarah kehidupan para anbiya’, para salafus-soleh dan para mujahid dakwah akan memberi pengaruh yang kuat terhadap kekukuhan dukungan terhadap Islam dan dakwah.
3. Diskusi dan kajian secara mendalam akan manhaj dakwah dan asas-asasnya, perlu dilakukan secara rutin pada bahagian awal perjumpaan yang bersifat ‘tarbawi’ atau ‘tanzhimi’.
4. Membiasakan untuk menilai hasil-hasil pekerjaan, bukan sahaja dari sudut-pandang pengurusan, tetapi juga pengajaran dan hikmah ‘rabbaniyah’ yang terkandung di dalamnya.
KUNCI KEDUA : MENDEKATKAN INTERAKSI DENGAN AL QUR’AN
Kunci kedua adalah kuatnya interaksi secara langsung antara ayat-ayat Allah dengan perjalanan kehidupan. Sebagaimana yang kita fahami bersama, turun naik perjalanan kehidupan Rasulullah saw bersama sahabat-sahabatnya adalah seiring dengan turunnya ayat-ayat Al Qur’an sehingga, bukan sahaja kehidupan itu berjalan di bawah bimbingan atau pengarahan dari langit (Taujih Rabbani), tetapi juga dapat dilihat dari interaksi secara langsung dan kuat dengan Al-Qur’an sebagai acuan kehidupan (Minhajul-Hayah). Inilah yang menjadi sebab kenapa Sayyid Qutb menyebut para sahabat itu sebagai Generasi Al Quran (Jiil-Qur’ani).
Dalam konteks semasa, interaksi dengan Al Qur’an bukan hanya sebatas aspek tilawah, hafazan dan kefahaman, namun yang lebih penting adalah pada sisi pengamalan Islam dan dakwah yang terus mengarah kepada bimbingan Al Qur’an. Sudah semestinyalah, setiap aktivis dakwah mampu menjelaskan seluruh aktiviti hariannya dengan acuan Al Qur’an dan berusaha untuk menemui jawaban ke atas seluruh persoalan-persoalan hariannya dalam Al Qur’an.
Salah satu kayu ukur dalam menilai sudut ini ialah apabila seseorang aktivis dakwah itu memiliki kedekatan dengan Al Qur’an terjemahan di mana melalui terjemahan inilah aktivis-aktivis dakwah tersebut akan sentiasa mentadabbur ayat-ayat Allah untuk memahami dan menjelaskan kehidupannya.
Untuk menjawab halangan-halangan terhadap peningkatan kualiti ini, maka perlu segera dilakukan usaha mendekatkan interaksi seseorang aktivis dengan Al Qur’an. Misalnya dalam enam bulan pertama memulai proses tarbiyah, setiap ‘mutarabbi’ dibuat perancangan supaya mampu menguasai bacaan Al Qur’an dengan baik. Enam bulan berikutnya, mereka diprogramkan untuk menghafal ayat-ayat keimanan, khususnya pada juz 30. Masa-masa seterusnya, program hafazan Al Qur’an disesuaikan dengan tema-tema pembahasan tarbiyah sehingga kefahaman keislaman dan fikrah dakwah dapat diikuti dengan hafazan ayat-ayat yang berkaitan.
Kegiatan ‘taushiyah’ dalam ‘liqa’ tarbawi’ boleh diselang-selikan dengan ulasan tafsir dari ayat-ayat tilawah yang sedang dibaca. Tentu sahaja, ulasan tafsir ini diarahkan untuk merujuk kepada kitab-kitab tafsir yang sudah banyak diterjemahkan. Begitu juga pembahasan terhadap berbagai permasaalahan dakwah perlu diusahakan untuk melihat kepada tinjauan terhadap Al Qur’an sehingga kefahaman dan penguasaan aktivis terhadap makna dan pengajaran dari ayat-ayat Al-Qur’an tersebut menjadi kuat.
KUNCI KETIGA : MEMBIMBING KEPADA PENERAPAN AMAL
Islam adalah agama amal dalam ertikata bahwa Islam mengutamakan kebaikan amal sebagai bukti dari keimanan dan kefahaman. Seterusnya, penerapan amal justeru akan mempercepatkan dan memperkukuhkan bangunan keimanan dan kefahaman terhadap Islam. Tentu sahaja semua ini dilakukan dengan menjaga agar setiap amal yang dilakukan sentiasa berlandaskan keikhlasan dan kefahaman.
Inilah yang dilakukan oleh Rasulullah saw dalam mentarbiyah umatnya. Mereka menjadi ‘Qaumun ‘Amaliyyun’ atau orang yang sentiasa beramal.
"Dan katakanlah: "Beramallah kamu, maka Allah dan RasulNya beserta orang-orang mu’min akan melihat amalmu itu. Dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata. Lalu diberitakanNya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS At Taubah : 105)
Ketika arahan amal begitu kuat dalam Islam, hal ini mendorong para sahabat untuk sentiasa berkomunikasi dan bermesyuarat dengan Rasulullah saw dalam kapasiti baginda sebagai nabi, ketua dan juga hakim. Dari sinilah kefahaman mereka bertambah seiring dengan banyaknya amal. Kebaikan mereka berlipat kali ganda seiring dengan kesalahan yang diperbaiki. Keyakinan mereka menjadi semakin kuat seiring dengan kemenangan amal yang mereka raih sehingga akhirnya, keyakinan Islam mereka semakin kukuh kerana Rasulullah saw sentiasa menjanjikan balasan syurga kepada mereka yang berjaya dalam beramal soleh.
Tarbiyah bukanlah semata-mata untuk tarbiyah, tetapi tarbiyah adalah untuk dakwah. Kita adalah pertubuhan dakwah, bukan pertubuhan tarbiyah. Oleh kerana itu, peningkatan kualiti aktivis dakwah akan menuju kepada prinsip ini iaitu bagaimana para ‘mutarabbi’ sejak awal tarbiyahnya lagi diarahkan dan dibimbing untuk mulai mengamalkan Islam dan dakwahnya.
Murabbi yang berjaya adalah yang mampu menjadikan mutarabbinya sebagai subjek dakwah dan bukan objek dakwah.
Ingatlah firman Allah swt :
"Tidak wajar bagi seorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al-Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku, bukan penyembah Allah." Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, kerana kamu selalu mengajarkan Al-Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya." (QS Ali Imran : 79)
Akhirnya kita menemui satu kata kunci iaitu ‘Tajribah Maidaniyah’ atau pengalaman di medan sebenar adalah cara yang berkesan untuk mematangkan keyakinan, kefahaman dan kemampuan amal seseorang aktivis.
Ilmu Allah yang sangat luas akan diajarkan kepada kita ketika kita ada di medan kehidupan sebenar untuk mengamalkan ajaran Islam dengan penuh tawakal.
"... Dan bertakwalah kepada Allah, niscaya Allah akan mengajarkanmu. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS Al Baqarah : 282)
KUNCI KEEMPAT : MENGUTAMAKAN KETELADANAN DAN KEPIMPINAN YANG BAIK
Perilaku dan amal para pendakwah adalah cerminan dari dakwahnya. Mereka adalah teladan dalam pembicaraan dan amalan.
Slogan mereka adalah "Ashlih Nafsaka, Wad’u Ghairaka" (perbaiki dirimu, kemudian serulah orang lain).
Rasulullah saw telah menampilkan keteladanan ini dalam dirinya. Sungguh, beliau adalah teladan yang sempurna bagi manusia. Baginda adalah teladan bagi setiap pendakwah, setiap pemimpin, setiap bapa dari anak-anaknya, setiap suami dari isterinya, setiap sahabat, setiap murabbi, setiap pengamal politik dan berbagai tingkatan sosial manusia yang lain.
Dengan cara inilah, Rasulullah saw berjaya dalam membentuk sahabat-sahabatnya. Islam menampilkan keteladanan sebagai wasilah dakwah dan tarbiyah yang paling berkesan sehingga Islam menetapkan sistem tarbiyah yang berterusan berdiri kukuh di atas dasar prinsip keteladanan tersebut.
Sesungguhnya, kebaikan amal seorang pendakwah adalah khutbah yang paling mantap. Akhlaknya yang mulia bagaikan "sihir" yang memikat hati. Oleh kerana itulah, seorang pendakwah yang berjaya adalah pendakwah yang mengajak kepada kebenaran dengan perilakunya, meskipun dia sedikit berbicara. Ini adalah kerana peribadinya telah menjadi contoh yang hidup dan bergerak memperagakan prinsip-prinsip yang diyakininya.
Munculnya gejala penurunan kualiti aktivis dakwah sekarang ini berkemungkinan disebabkan kerana lemahnya keteladanan yang ditampilkan oleh para pendakwah dan para pemimpin. Masyarakat tidak dapat belajar secara langsung tentang kebaikan dari pendakwah dan pemimpinnya atau bahkan mereka mungkin dikejutkan dengan perilaku yang kontradiktif dari pendakwah dan pemimpinnya.
Untuk tujuan tersebut, walauapapun usaha peningkatan kualiti aktivis yang akan kita lakukan, pada akhirnya ianya perlu disempurnakan dengan keteladanan dan kepimpinan yang baik dari para murabbi dan pendakwah. Kita tidak berhak menegur aktivis dakwah yang lemah kualitinya, selama mana kita sendiri belum mampu mengajarkan dan menunjukkan mereka tentang keteladanan.
AGENDA KETIGA : MENGEMBANGKAN IKLIM NASIHAT MENASIHATI
Ketika kita bekerja untuk menyediakan aktivis berkualiti dalam jumlah yang banyak, langkah penting seterusnya adalah melakukan pemeliharaan aktivis. Pemeliharaan ini mencakupi aspek keperibadian Islam dan keperibadian pendakwah mereka, sehingga kehidupan dakwah ini terus sihat dan kuat.
Tentu sahaja banyak cara yang boleh dilakukan untuk tujuan ini dan salah satunya adalah mengembangkan iklim atau budaya nasihat menasihati (Taushiyah).
Masyarakat mu’min di antara ciri-cirinya adalah kuatnya budaya ‘taushiyah’ dan ‘amar ma’ruf nahi munkar’. Mereka memandang perkara ini sebagai keperluan untuk menjaga kebaikan Islam. di samping sebagai hak kewajiban seorang mu’min ke atas mu’min lainnya dan yang lebih penting, ini merupakan salah satu misi dakwah Islam.
Dalam sejarahnya, kehancuran umat terdahulu adalah kerana mereka tidak mengembangkan iklim ‘taushiyah’ dan ‘amar ma’ruf nahi munkar’. Boleh jadi hal ini bukan kerana kebodohan mereka terhadap ajaran agama, tetapi kerana kungkungan budaya tertentu. Misalnya sikap takut untuk menegur orang lain terutama yang status atau darjat sosialnya dianggap lebih tinggi atau rasa tidak sedap hati yang akan menyinggung perasaan orang lain. Sikap-sikap ini akan membawa kepada pengabaian terhadap kesalahan yang berlaku kepada saudara kita. Jika perkara ini terus berlaku, maka sensitiviti kita terhadap kemunkaran yang berlaku dalam kehidupan dakwah boleh lenyap. Inilah pintu malapetaka yang nyata bagi dakwah.
Ada banyak cara untuk mengembangkan iklim ini. Yang paling asas adalah menghidupkan kembali suasana Ukhuwah Islamiyah di kalangan aktivis. Manakala interaksi persaudaraan hidup dengan baik di mana sesama aktivis saling menjalin silaturahim dan berbagai bentuk mu’amalah lainnya.
Ini akan membuatkan seorang akh mengenali dengan betul keadaan saudaranya yang lain. Semakin kita kenal dengan saudara yang lain, semakin kita tahu akan kebaikan atau kekurangannya. Di sinilah peluang amal soleh untuk melakukan ‘taushiyah’ terbuka. Secara tabi’ienya, seseorang merasa lebih nyaman dan lapang apabila yang memberi ‘taushiyah’ adalah orang yang dekat dengannya.
Kemudian, peranan ‘taushiyah’ yang dilakukan setiap murabbi iaitu bagaimana seorang murabbi menjadikan halaqah tarbiyah sebagai wasilah yang berkesan untuk mentaushiyah para mutarabbinya.
Nasihat-nasihat yang diberikan sesuai dengan persoalan kehidupan mereka sehingga para mutarabbi sentiasa terbimbing untuk istiqamah di jalan Islam. Untuk itu, interaksi antara murabbi dan mutarabbi tidak boleh hanya sebatas di dalam halaqah semata-mata. Interaksi yang lebih bersifat peribadi di luar waktu halaqah menjadi penting agar kedua belah pihak lebih saling mengenali. Ingatlah agama itu adalah nasihat.
Yang terakhir yang perlu dilihat secara serious juga adalah peranan kepimpinan di semua peringkat dan tingkatan. Taushiyah seorang pemimpin yang disampaikan secara bijaksana dan penuh ungkapan kasih-sayang, bukan sahaja akan meluruskan orientasi dan proses kerja tetapi juga akan menguatkan kesepaduan organisasi kerana orang-orang yang di dalam organsasi itu tidak merasa terikat secara pentadbiran semata-mata, tapi juga dengan ikatan hati sehingga menjadi sesuatu yang sangat penting dan mendesak.
Ia juga penting untuk para pemimpin dakwah khususnya yang ada di bahagian operasi untuk mengukuhkan peranan kepimpinan kerohaniannya serta tidak terjebak sebatas kepimpinan pentadbiran yang fungsi dan peranan kepimpinannya hanya muncul ketika halaqah berbentuk organisasi sahaja.
Dalam konteks kepimpinan organisasi, perlu disediakan saluran agar antara para pemimpin dan anggota-anggota organisasinya di setiap tahap dan tingkatan boleh bertemu dan membicarakan perkara-perkara penting secara bersama. Di dalam forum ini, disampaikan perkembangan dan permasalahan dakwah yang perlu diketahui oleh para anggota dan para pimpinan berusaha untuk mendapatkan masukan-masukan yang sebanyak-banyaknya dari para anggota. Setiap anggota pula berhak untuk menyampaikan kritikan dan cadangan pembaikan secara terbuka dan konstruktif dalam forum ini.
Apabila iklim ‘taushiyah’ dan ‘amar ma’ruf nahi munkar’ hidup dengan baik di semua aspek, insya Allah kehidupan dakwah ini akan sentiasa sihat dan kuat kerana setiap potensi dan gejala penyakit boleh dikesan dengan cepat secara spontan.
Menumpuknya masalah yang mengganggu organisasi dakwah biasanya akibat dari tidak hidupnya iklim ini sehingga semua persoalan mesti ditanggung oleh organisasi.
Perhatikan firman Allah swt :
"Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar. Mendirikan solat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan RasulNya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS at Taubah : 71)
Ya Allah, berilah pertolongan dan kekuatan kepada kami untuk kami mampu menuntun manusia kepada jalan hidayahMu serta meningkatkan jumlah pengikut yang sanggup berkorban di jalanMu. Jadikanlah kami golongan ‘Rabbaniyyin’ yang mempunyai kualiti keimanan dan ketabahan serta mampu melihat segala kelemahan dan kesilapan kami sehingga kami cepat memohon taubat dan keampunan dariMu.
Ameen Ya Rabbal Alameen
WAS
Subscribe to:
Posts (Atom)