Friday, April 11, 2014

Struktur kurikulum untuk home schooling

Struktur kurikulum adalah gambaran mengenai penerapan prinsip kurikulum mengenai posisi peerta didik dalam menyelesaikan pembelajaran di suatu satuan atau jenjang pendidikan. Dalam struktur kurikulum, menggambarkan ide kurikulum mengenai posisi belajar peserta didik yaitu apakah mereka harus menyelesaikan seluruh mata pelajaran yang tercantum dalam struktur ataukah kurikulum memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menentukan berbagai pilihan. Struktur kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, beban belajar, dan kalender pendidikan.
Dalam mengelola home schooling majemuk, tentunya tidak terlepas dari aktivitas belajar tatap muka yang memang tidak sebanyak yang ada di sekolah formal. Setelah penetapan kurikulum 2013 yang berisikan tentang kompetensi inti dan kompetensi dasar maka home schooling juga harus bergerak sama atau bahkan lebih maju untuk mencarikan alternatif pendekatan pembelajaran kepada para homeschooler agar mencapai apa yang menjadi target dari kurikulum 2013 itu sendiri. Namun seklai lagi tentukan tidak dalam bentuk “pemaksaan” kepada peserta didik dengan aturan yang ketat sebagimana di sekolah formal.
Dikarenakan tidak semua peserta dapat menyelesaikan target capaian yang harus dipenuhi dalam suatu bidang studi atau mata pelajaran maka beberapa pendekatan untuk menjembatani pencapaian target diperlukan sesuai dengan kemampuan dari peserta didik itu sendiri.
Struktur kurikulum yang ada di home schooling biasanya terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Struktur kurikulum yang memuat pelajaran wajib yang harus diikuti oleh peserta didik sesuai dengan tingkatan atau jenjang pendidikannya. Dalam jenjang pendidikan SD/SMP/SMA pelajaran wajib biasanya dikalisifikasikan sesuai dengan mata pelajaran yang diujikan secara nasional (UN).
2. Struktur kurikulum yang memuat pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan tingkatan atau jenjang pendidikannya. Dalam jenjang pendidikan SD/SMP/SMA pelajaan pilihan biasanya sesuai dengan apa yang telah disediakan atau diadakan oleh pengelola home schoolng, dan biasanya melalui pendekatan minat dan bakat anak seperti kesenian, olah raga dan ketrampilan lainnya.
Bagaimana mengimplementasikan struktur kurikulum di home schooling? Tentunya sebagimana disampaikan diatas bahwa home schooling tidak sama dengan sekolah formal dalam pengalokasian waktu belajar maka memang pendekatan yang menyenangkan dan kekeluargaan menjadi inti dari pengimplementasian kurikulum dalam pembelajaran.
Untuk beberapa mata pelajaran atau bidang studi yang di-ujian nasinal-kan, beberapa mata pelajaran dapat disesuai dengan capaian target yang harus dipenuhi dan tentunya beberapa juga menentukan standar minimal yang dapat diselesaikan oleh para home schooler. Jangan terlalu berat atau ideal karena sesungguhnya apa yang kita harapkan dan buat bukan untuk mencapai nilai kesempurnaan akademik bagi anak home schoolers tapi lebih bagaimana pemahaman atas setiap tahapan pembelajaran telah dapat dimengerti dan dipahami.
Sebagai contoh untuk mata pelajaran wajib, pelajaran matematika misalnya, bagaimana kemudian proses pembelajaran yang mengenalkan secara kongkret dan pemahaman konsep bilangan memerlukan waktu berapa lama untuk dialokasikan dalam aktivitas belajarnya. Jika pemahaman akan konsepnya belum selesai baiknya jangan menambah beban dengan masuk pada lanjutan pelajaran yang lebih tinggi sehingga dalam home schooling guru diharapkan dapat melakukan mapping atau pemetaan tentang tingkat pemahaman setiap anak dalam menerima pembelajaran dan untuk anak-anak yag cepat menerima pembeljaran guru dapat melanjutkan dan memberikan tugas tambahan sebagai pendamping bagi anak lainnya.
Pendekatan-pendekatan yang saling mengisi dan memberikan ruang yang lebih luas dalam struktur kurikulum biasaya akan memacu daya kreatifitas anak dan semangat anak untuk lebih cepat memahami dan melakukan proses pengulangan tanpa menjadi beban. Ini hanya satu contoh saja dari aktivitas belajar di home schooling yang telah melakukan pendekatan terhadap kurikulum 2013 yang dicanangkan pemerintah.

Mungkin banyak lagi pola dan strategi yang dilakukan oleh para pengelola home schooling untuk mengimplementasikan kurikulum dalam pembelajaran yang menyenangkan dan tidak menjadi beban tetapi lebih pada membangun keinginan anak untuk belajar dan memahami serta menumbuhkan tanggung jawabnya.

Penetapan Kurikulum 2013, bagaimana untuk home schooling?


Sejak tahun ajaran 2013 pemerintah melalui menteri pendidikan telah mencanangkan penetapan dan pemakaian kurikulum 2013 untuk jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Pemberlakuannya untuk tingkat sekolah dasar masih berjenjang dimulai untuk kelas 1 dan 4 pada tahun 2013 dan kemudian 2 dan 5 pada tahun 2014 dan untuk tahun ketiga pada kelas 3 dan 6. Sedangkan untuk SMP dan SMA dilaksanakan secara bertahap pula. Tidak semua sekolah menjadi sasaran implementasi kurikulum 2013, hanya beberapa sekolah yang dipilih untuk diberikan pelatihan dan pendampingan oleh dinas pendidikan setempat.
Apa itu kurikulum 2013?
Kurikulum 2013 adalah bentuk penyempurnaan dari kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah pada tahun-tahun sebelumnya, mulai dari kurikulum berbasis kompetensi sampai pada kurikulum tingkat satuan pendidikan. Sebagaimana amanat undang-undang no 20 tahun 2003 tentang Sistem penddidikan nasional, bahwa kurikulum merupakan salah satu unsur yang bisa memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Kurikulum diharapkan dapat menjadikan peserta didik (1.) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; (2.) manusia terdidik yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan (3.) warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Memang sampai saat ini pemerintah belum memberikan ruang atau aturan tersendiri untuk menjadi guidence atau panduan pelaksanaan pembelajaran di home schooling, tetapi ini bukan berarti bahwa pengelola home schooling kemudian merasa tertinggal tapi harus menjadi lebih kreatif dalam pendekatan pengajaran kepada peserta didik dan bisa mengambil beberapa kebijakan yang ada dalam kurikulum 2013 untuk lebih dikembangkan melalui pendekatan pembelajaran di keluarga dalam implementasinya tentunya melalui pendekatan yang selama ini diterapkan di home schooling.
Home schooling, terutama yang dikelola oleh komunitas dan yang telah mempunyai umbrella school tentunya mengarahkan akhir pendidikan anak-anak adalah dengan mengikuti ujian nasional yang diadakan oleh pemerintah selain itu ada pula yang melalui kejar paket. Maka pola pembelajaran dan kontent yang diajarkan tentunya juga mengikuti aturan kurikulum formal yang ditetapkan oleh pemerintah yang termaktub dalam struktur kurikulum.
Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam mata pelajaran, posisi mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi mata pelajaran dalam satu semester atau satu tahun, serta beban pelajaran dalam setiap minggu. Kurikulum 2013 memuat dua hal dalam pengimplementasikannya yaitu kompetensi inti dan kompetensi dasar.
Kompetensi inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi standart kompetensi lulusan dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokan kedalam aspek sikap, ketrampilan dan pengetahuan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills.
Kompetensi dasar merupakan kompetensi dasar setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari kompetensi inti. Kompetensi dasar adalah konten atau kompetensi dasar yang terdiri atas sikap, ketrampilan dan pengetahuan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasi peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran.
Inilah yang menjadi pekerjaan rumah bagi para penyelenggara home schooling untuk memetakan pelajaran melalui pendekatan-pendekatan secara kekeluargaan dan kebersamaan agar dapat diimplementasikan secara sederhana tanpa menjadi beban bagi home schoolers atas pemcapaian yang diharapkan oleh pemerintah melalui kompetensi inti dan kompetensi dasar dalam kurikulum 2013.

Sumber : kurikulum 2013 Menteri pendidikan dan kebudayaan.

Thursday, February 13, 2014

Home Schooling - Life Style


Mengapa semakin banyak orang tua di kota kota besar yang mengajar anak-anak mereka sendiri?.

Berikut adalah salah satu cerita dari seorang sahabat saya yang tinggal di Amerika.
Pada suatu hari kami mengamati beberapa anak bersama dua orang dewasa yang sedang melakukan aktivitas bersama disebuah taman kota. Terlihat dua kelompok yang masing-masing berisikan beberapa anak dengan tingkat umur yang sepertinya berbeda-beda. Mereka asyik menggelar tikar ditaman dan mulai berdoa untuk melakukan aktivitas bersama.

Dua orang dewasa tersebut ternyata adalah orang tua dari salah satu anak anak yang beraktivitas di taman tersebut. Meraka asyik bercengkrama dan saling membuka buku serta bermain ipad, sepertinya meraka tidak terganggu dengan aktivitas lalu lalang orang disekitar taman kota, bahkan sebaliknya para pejalan kaki di taman kota yang penasaran melihat aktivitas yang dilakukan oleh dua orang dewasa tersebut dan beberapa anak yang terbagi dalam dua kelompok.

Aktivitas yang dilakukan dua kelompok tersebut berbeda-beda, satu kelompok terlihat anak-anak saling mengobrol dan berdiskusi tentang sesuatu yang baru saja diperagakan oleh orang tua mereka yang berperan sebagai instruktur/guru dan satu kelompok lagi terlihat aktivitas mewarnai diberbagai media, ada yang dikertas gambar, buku tulis, kanvas dan kaos atau media lainnya yang mereka bawa.

Adegan benar-benar normal , kecuali untuk satu hal . Ini adalah hari kerja . Pada waktu makan siang pula . Bukankah anak-anak ini seharusnya berada di sekolah? Ya mereka memang berada di sekolah. Ini adalah homeschoolers . Mereka dapat melakukan aktivitas belajar kapanpun, dimanapun dan menyusun jadwal secara bersama, apakah waktu belajar akan dilaksanakan pagi hari, siang, sore atau bahkan mungkin malam. Mereka tidak menghabiskan waktu selama enam jam atau lebih di kelas atau disekolah reguler. Dan mereka dapat melakukan aktivitas belajar dimanapun yang dapat difungsikan sebagai ruang belajar. Dan tidak terikat dengan jadwal pelajaran yang sudah dibuat tapi melalui pengajaran degan cara tematik dalam penyampaiannya.

Sejak tahun 2007 sampai saat ini, peningkatan anak-anak yang menjalani home schooling di Amerika meningkat lebih dari 1,5 juta anak. Berbagai alasan yang dikemukan oleh orang tua mereka adalah berkembangnya internet dan sumber daya kurikulum serta penanganan pendidikan yang ingin dilakukan sendiri mengingat terkadang adanya keterbatasan dari anak-anak dalam menerima pembelajaran secara klasikal dan persoalan lainnya yang dihadapi anak diusia sekolah biasanya. Orang tua ingin memberikan  anak-anak mereka sesuatu yang bersifat keatif, flexible, dan menarik daripada anak berada disekolah selama lebih dari enam jam serta leih mengedapankan apa yang menjadi minat anak. Itu yang menjadi alasan mereka para orang tua home schoolers.

Sebagian besar anak-aak yang berada dalam home schooling ternyata dididik oleh orang tua mereka sendiri yang rata-rata tingkat pendidikan dan kemapanannya juga diatas standart. Mereka ingin lebih dekat bersama anak-anak mereka pada intinya dikarenakan tingkat pergaulan bebas dan lingkungan yang kurang kondusif dalam perkembangan anak-anak disana. Rata-rata penghasilan orang tua homeschooler adalah berkisar antara $ 100.000 sampai degan $ 150.000 pertahun dan bergelar sarjana.


Dengan jumlah peserta home schooling yang sangat banyak tersebut, di New York didirikan sebuah organisasi sosial (NYCHEA) bagi homeschoolers yang ditarik iuran keanggotaansebesar  $ 36 per tahun . - Keith Mulvihill