Friday, August 27, 2010

Cita-cita buah hati terhalang laju inflasi



Inflasi yang selama ini kita ketahui adalah naiknya harga barang kebutuhan pokok yang dipengaruhi oleh berbagi faktor baik mikro maupun makro. Biasanya, pemerintah sudah memprediksikan kisaran atau besaran kenaikannya laju inflasi selama satu tahun kedepan, sehingga setiap bulan pemerintah akan mengumumkan besaran laju inflasi dari badan pusat statistik dan menjaga agar jangan sampai melebihi besaran yang telah ditentukan, umumnya masih berkisar dua digit.

Namun kadang besarnya inflasi tidak sejalan dengan naiknya kebutuhan bahan pokok yang melebihi apa yang telah diperkirakan oleh pemerintah, ini yang biasanya dirasakan oleh masyarakat bawah yang sangat rentan terhadap pergerakan harga. Seumpama pada tahun 2009 yang merupakan tahun dalam sejarah nilai inflasi negara kita hanya berkisar diangka 5,7% namun pada kenyataannya kenaikan harga barang pokok lebih dari angka tersebut, dan pada tahun ini misalnya saja cabai yang bukan bahan pokok kenaikannya membuat para pedagang makanan jadi atau ibu tumah tangga terkaget-kaget. Inflasi...oh inflasi!!

Namun selain inflasi akan kbutuhan bahan pokok, kita sebagai orang tua ternyata tanpa disadari sesungguhnya dalam pendidikan untuk anak-anak kita juga telah mengalami inflasi yang sangat mencengangkan bahkan membuat kita berfikir ulang bisakah anak-anak kita merasakan bangku kuliah jika dari sekarang harga pendidikan sangat mahal.

Memang ada sekolah gratis, namun sekali lagi itu tidak menjangkau semua sekolah, hanya sekolah negeri saja dari tingkat dasar sampai menengah pertama, dan ada beberapa daerah yang sudah sampai tingkat menengah atas. Namun kemudian sekolah tersebut berbondong-bondong merubah diri menjadai sekolah standar nasional atau rintisan sekolah berstandar internasional bahkan ada yang sudah menyatakan sekolah standar internasional (maaf internasionalnya lokal atau benar-benar internasional ya?...). Label tersebut adalah upaya sekolah untuk menraik dana dari orang tua murid dengan nilai yang luar biasa sangat tidak terjangkau oleh sebagian besar masyarakat kita yang hanya mempunyai penghasilan tidak lebih dari dua juta rupiah perbulan dengan biaya hidup yang juga mahal mulai dari listrik, telephone dan makan. Jangan bicara gizi disini.

Bagaimana dengan sekolah swasta? Satu hal mereka menetapkan biaya mahal karena memang harus menanggung seluruh beban operasional sekolah mulai dari gaji guru sampai pengeluaran lainnya, namun tidak bicara kualitas karena sekolah swasta baik yang tingkat dasar, menegah atau atas juga akan dilihat fasilitasnya. Bantuan operasional sekolah nilainya hanya sepersekian dari kebutuhan operasional sekolah yang tidak mencukupi untuk membayar gaji guru secara layak, masih banyak sekolah yang memberikan gaji guru dibawah satu juta lima ratus ribu rupiah, sedangkan mereka mempunyai kebutuhan hidup yang juga besar dan ditambah dengan anak banyak yang harus sekolah dan makan (tanpa gizi yang memadai).

Jika kita tanya anak-anak kita tentang cita-cita mereka, maka kita akan terhenyak bahwa mereka mempunyai mimpi besar untuk menjadi orang-orang pilihan dan pemenang dari persaingan duniawi. Ada yang ingin menjadi presiden, dokter, insinyur, sedkit yang mau menjadi guru bahkan menjadi atlet juga belum jelas.

Haruskah cita-cita mereka terhalang inflasi pendidikan yang kita tidak dapat bayangkan berapa besar dana yang harus kita tabung dan investasikan dari gaji yang tidak memadai untuk mewujudkan cita-cita buah hati? Sementara cita-cita jika tidak didukung dari biaya yang harus dikeluarkan hanyalah sekedar impian disiang hari. Jangankan membayangkan biaya kuliah, membayangkan sampai disekolah menengah ataspun mungkin banyak dari kita sudah pasrah dengan bagaimana nanti.

Beasiswa? Jangan berharap banyak untuk anak-anak yang tidak mempunyai nilai akdemik cemerlang, karena sampai saat ini 90,9% persen beasiswa dilatarbelakangi oleh nilai akademik tanpa memandang kecerdasan lainnya yang dimilki oleh seorang anak. Dan hampir bisa dipastikan penerima beasiswa selain yang diberikan oleh lembaga zakat atau lsm adalah anak-anak dari latar belakang keluarga cukup mampu jika tidak ingin dikatakan kaya. Bagaimana dengan anak-anak dari keluarga yang hanya punya penghasilan sebesar tadi diatas? Banyak syarat yang harus dipenuhi dan kadang menbuat sebagian meyerah bahkan memutuskan untuk berhenti menggapai cita-cita.

Biaya pendidikan, bagaimana mengukurnya? Bagaimana mengkalkulasinya?.....
Mari berbagi solusi agar cita-cita buah hati tak terhalang inflasi.
Ditunggu ya.....................
Jakarta, 27 Agustus 2010

Tuesday, August 24, 2010

GURU PEMIMPIN



Guru terkadang lupa bahwa dirinya adalah pemimpin, halini sangat disayangkan dikarenakan dalam tugas sehari-hari sebenarnya banyaksekali hal yang membutuhkan aspek kepemimpinan. Bayangkan hanya karenaragu-ragu, guru menunda-nunda mengirim anak yang bermasalah dengan perilakukepada kepala sekolah untuk ditindak lanjuti. Akibatnya kelas yang menjaditanggung jawabnya menjadi tidak nyaman untuk anak yang lain. Hal inidikarenakan anak tersebut tidak tertangani dan tingkah lakunya semakin menjadi-jadi.



Kasus lain, ada orang tua yang ingin berdiskusimengenai perilaku anaknya di sekolah malah oleh guru yang bersangkutan karenatidak percaya diri dan takut salah ucap, buru-buru diarahkan kepada kepalasekolah untuk ditindak lanjuti.

Dibawah ini adalah hal yang bisa sekolah dan gurulakukan untuk meningkatkan aspek kepemimpinan dalam diri guru.

Memilih teks book

Membuat kurikiulum

Mengelola perilaku siswa

Apakah siswa ini butuh bantuan guru pendamping (konselor)?

Berpresentasi membagi ilmu dengan guru lain

Ikut menentukan pola evaluasi guru

Ikut menentukan anggaran sekolah

Mengevaluasi guru lain

Menyeleksi guru baru

Menyeleksi tata usaha



Pertanyaannya lantas jika semua guru menjadi pemimpinlalu kepala sekolah nya akan kelihatan tidak bekerja. Pertanyaan tadi memangmenarik untuk dibahas mengingat kerja seorang kepala sekolah adalah memimpin.Tetapi apa yang terjadi jika untuk memilih buku teks saja harus dilakukankepala sekolah. Padahal orang yang nanti akan menggunakannya di kelas adalahguru yang bersangkutan. Begitu juga dengan membuat kurikulum serta menyeleksiguru baru, guru jugalah nanti yang akan bekerja sama dengan guru baru danmenggunakan kurikulum yang dibuatnya sepanjang tahun ajaran.

Banyak pihak yang akan mendulang keuntungan dari guruyang mempunyai profil pemimpin. Mereka adalah guru itu sendiri, orang tua,siswa dan sekolah sebagai lembaga.

http://www.anpsonline.org/images/stroies/teachersconfrence2009

cq. www.gurukreatif.wordpress.com

NEGARADENGAN KUALITAS PENDIDIKAN TERBAIK DIDUNIA



Tahukah Anda negara mana yang kualitas pendidikannyamenduduki peringkat pertama di dunia?

Finlandia. Negara dengan ibukota Helsinki (tempatditandatanganinya perjanjian damai antara RI dengan GAM) ini memang begitu luarbiasa. Peringkat 1 dunia ini diperoleh Finlandia berdasarkan hasil surveiinternasional yang komprehensif pada tahun 2003 oleh Organization for EconomicCooperation and Development (OECD). Tes tersebut dikenal dengan nama PISA(Programme for International Student Assesment) mengukur kemampuan siswa dibidang Sains, Membaca, dan juga Matematika.

Finlandia

Hebatnya, Finlandia bukan hanya unggul secara akademistapi juga menunjukkan unggul dalam pendidikan anak-anak lemah mental.

Ringkasnya, Finlandia berhasil membuat semua siswanyacerdas. Lantas apa kuncinya sehingga Finlandia menjadi Top No 1 dunia?Dalam masalah anggaran pendidikan Finlandia memang sedikit lebih tinggidibandingkan rata-rata negara di Eropa tapi masih kalah dengan beberapa negaralainnya. Finlandia tidaklah menggenjot siswanya dengan menambah jam-jambelajar, memberi beban PR tambahan, menerapkan disiplin tentara, ataumemborbardir siswa dengan berbagai tes. Sebaliknya, siswa di Finlandia mulaisekolah pada usia yang agak lambat dibandingkan dengan negara-negara lain,yaitu pada usia 7 tahun, dan jam sekolah mereka justru lebih sedikit, yaituhanya 30 jam perminggu. Bandingkan dengan Korea, ranking kedua setelahFinlandia, yang siswanya menghabiskan 50 jam perminggu.

Apa gerangan kuncinya?

Ternyata kuncinya terletak pada kualitas guru. DiFinlandia hanya ada guru-guru dengan kualitas terbaik dengan pelatihan terbaikpula. Profesi guru sendiri adalah profesi yang sangat dihargai, meski gajimereka tidaklah fantastis. Lulusan sekolah menengah terbaik biasanya justrumendaftar untuk dapat masuk di sekolah-sekolah pendidikan, dan hanya 1 dari 7pelamar yang bisa diterima. Persaingannya lebih ketat daripada masuk kefakultas hukum atau kedokteran!

Jika negara-negara lain percaya bahwa ujian danevaluasi bagi siswa merupakan bagian yang sangat penting bagi kualitaspendidikan, Finlandia justru percaya bahwa ujian dan testing itulah yangmenghancurkan tujuan belajar siswa. Terlalu banyak testing membuat kitacenderung mengajarkan kepada siswa untuk semata lolos dari ujian, ungkapseorang guru di Finlandia.

Pada usia 18 th siswa mengambil ujian untuk mengetahuikualifikasi mereka di perguruan tinggi dan dua pertiga lulusan melanjutkan keperguruan tinggi.

Siswa diajar untuk mengevaluasi dirinya sendiri,bahkan sejak Pra-TK!Ini membantu siswa belajar bertanggungjawab atas pekerjaan mereka sendiri, kataSundstrom, kepala sekolah di SD Poikkilaakso, Finlandia.

Siswa didorong untuk bekerja secara independen denganberusaha mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan. Suasana sekolah sangatsantai dan fleksibel. Adanya terlalu banyak komando hanya akan menghasilkanrasa tertekan, dan mengakibatkan suasana belajar menjadi tidak menyenangkan.

Kelompok siswa yang lambat mendapat dukungan intensif.Hal ini juga yang membuat Finlandia sukses.

Berdasarkan penemuan PISA, sekolah-sekolah diFinlandia sangat kecil perbedaan antara siswa yang berprestasi baik dan yangburuk dan merupakan yang terbaik menurut OECD. Remedial tidaklah dianggapsebagai tanda kegagalan tapi sebagai kesempatan untuk memperbaiki. Seorang guruyang bertugas menangani masalah belajar dan prilaku siswa membuat programindividual bagi setiap siswa dengan penekanan tujuan-tujuan yang harus dicapai,umpamanya: Pertama, masuk kelas; kemudian datang tepat waktu; berikutnya, bawabuku, dlsb. Kalau mendapat PR siswa bahkan tidak perlu untuk menjawab denganbenar, yang penting mereka berusaha.

Para guru sangat menghindari kritik terhadap pekerjaansiswa mereka. Menurut mereka, jika kita mengatakan "Kamu salah" pada siswa,maka hal tersebut akan membuat siswa malu. Dan jika mereka malu maka ini akanmenghambat mereka dalam belajar. Setiap siswa diperbolehkan melakukankesalahan. Mereka hanya diminta membandingkan hasil mereka dengan nilaisebelumnya, dan tidak dengan siswa lainnya.

Setiap siswa diharapkan agar bangga terhadap dirinyamasing-masing. Ranking hanya membuat guru memfokuskan diri pada segelintirsiswa tertentu yang dianggap terbaik di kelasnya.