Tuesday, August 24, 2010

NEGARADENGAN KUALITAS PENDIDIKAN TERBAIK DIDUNIA



Tahukah Anda negara mana yang kualitas pendidikannyamenduduki peringkat pertama di dunia?

Finlandia. Negara dengan ibukota Helsinki (tempatditandatanganinya perjanjian damai antara RI dengan GAM) ini memang begitu luarbiasa. Peringkat 1 dunia ini diperoleh Finlandia berdasarkan hasil surveiinternasional yang komprehensif pada tahun 2003 oleh Organization for EconomicCooperation and Development (OECD). Tes tersebut dikenal dengan nama PISA(Programme for International Student Assesment) mengukur kemampuan siswa dibidang Sains, Membaca, dan juga Matematika.

Finlandia

Hebatnya, Finlandia bukan hanya unggul secara akademistapi juga menunjukkan unggul dalam pendidikan anak-anak lemah mental.

Ringkasnya, Finlandia berhasil membuat semua siswanyacerdas. Lantas apa kuncinya sehingga Finlandia menjadi Top No 1 dunia?Dalam masalah anggaran pendidikan Finlandia memang sedikit lebih tinggidibandingkan rata-rata negara di Eropa tapi masih kalah dengan beberapa negaralainnya. Finlandia tidaklah menggenjot siswanya dengan menambah jam-jambelajar, memberi beban PR tambahan, menerapkan disiplin tentara, ataumemborbardir siswa dengan berbagai tes. Sebaliknya, siswa di Finlandia mulaisekolah pada usia yang agak lambat dibandingkan dengan negara-negara lain,yaitu pada usia 7 tahun, dan jam sekolah mereka justru lebih sedikit, yaituhanya 30 jam perminggu. Bandingkan dengan Korea, ranking kedua setelahFinlandia, yang siswanya menghabiskan 50 jam perminggu.

Apa gerangan kuncinya?

Ternyata kuncinya terletak pada kualitas guru. DiFinlandia hanya ada guru-guru dengan kualitas terbaik dengan pelatihan terbaikpula. Profesi guru sendiri adalah profesi yang sangat dihargai, meski gajimereka tidaklah fantastis. Lulusan sekolah menengah terbaik biasanya justrumendaftar untuk dapat masuk di sekolah-sekolah pendidikan, dan hanya 1 dari 7pelamar yang bisa diterima. Persaingannya lebih ketat daripada masuk kefakultas hukum atau kedokteran!

Jika negara-negara lain percaya bahwa ujian danevaluasi bagi siswa merupakan bagian yang sangat penting bagi kualitaspendidikan, Finlandia justru percaya bahwa ujian dan testing itulah yangmenghancurkan tujuan belajar siswa. Terlalu banyak testing membuat kitacenderung mengajarkan kepada siswa untuk semata lolos dari ujian, ungkapseorang guru di Finlandia.

Pada usia 18 th siswa mengambil ujian untuk mengetahuikualifikasi mereka di perguruan tinggi dan dua pertiga lulusan melanjutkan keperguruan tinggi.

Siswa diajar untuk mengevaluasi dirinya sendiri,bahkan sejak Pra-TK!Ini membantu siswa belajar bertanggungjawab atas pekerjaan mereka sendiri, kataSundstrom, kepala sekolah di SD Poikkilaakso, Finlandia.

Siswa didorong untuk bekerja secara independen denganberusaha mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan. Suasana sekolah sangatsantai dan fleksibel. Adanya terlalu banyak komando hanya akan menghasilkanrasa tertekan, dan mengakibatkan suasana belajar menjadi tidak menyenangkan.

Kelompok siswa yang lambat mendapat dukungan intensif.Hal ini juga yang membuat Finlandia sukses.

Berdasarkan penemuan PISA, sekolah-sekolah diFinlandia sangat kecil perbedaan antara siswa yang berprestasi baik dan yangburuk dan merupakan yang terbaik menurut OECD. Remedial tidaklah dianggapsebagai tanda kegagalan tapi sebagai kesempatan untuk memperbaiki. Seorang guruyang bertugas menangani masalah belajar dan prilaku siswa membuat programindividual bagi setiap siswa dengan penekanan tujuan-tujuan yang harus dicapai,umpamanya: Pertama, masuk kelas; kemudian datang tepat waktu; berikutnya, bawabuku, dlsb. Kalau mendapat PR siswa bahkan tidak perlu untuk menjawab denganbenar, yang penting mereka berusaha.

Para guru sangat menghindari kritik terhadap pekerjaansiswa mereka. Menurut mereka, jika kita mengatakan "Kamu salah" pada siswa,maka hal tersebut akan membuat siswa malu. Dan jika mereka malu maka ini akanmenghambat mereka dalam belajar. Setiap siswa diperbolehkan melakukankesalahan. Mereka hanya diminta membandingkan hasil mereka dengan nilaisebelumnya, dan tidak dengan siswa lainnya.

Setiap siswa diharapkan agar bangga terhadap dirinyamasing-masing. Ranking hanya membuat guru memfokuskan diri pada segelintirsiswa tertentu yang dianggap terbaik di kelasnya.



No comments:

Post a Comment