Sunday, December 27, 2009

Anak belajar dari kompetisi.

Belajar dari kompetisi.

Kompetisi atau sering kita menyebutnya dengan pertandingan, dalam dunia orang dewasa maupun dunia anak, berkompetisi dalam suatu petandingan sangat menyenangkan. Selain dapat menjadi yang terbaik maupun menjadi sarana fun dan menumbuhkan kebersamaan. Pada dasarnya kompetisi banyak mempunyai manfaat yang dapat mengajarkan kepada anak akan berbagai hal yang dapat menumbuhkan sikap positif.

Bimbingan guru dan orang tua sangat dibutuhkan oleh anak dalam berkompetisi. Karena bimbingan akan memberikan arahan yang jelas, manfaat dari berkompetisi serta para pembimbing yakni orang tua, pelatih dan guru dapat memberikan penjelasan akan rule model atau peraturan yang berlaku dalam kompetisi, agar anak dapat mengikutinya sesuai dengan peraturan yang ditetapkan.

Banyak kegiatan yang dapat dijadikan ajang kompetisi untuk anak, seperti halnya belajar disekolah yang menggunakan sistem ranking, secara tidak langsung sebenarnya anak sudah mengikuti kompetisi untuk dapat menjadi juara kelas. Belakangan sistem rangking sudah ditinggalkan oleh bebrapa sekolah karena mempunya efek negatif akan sikap egoisme, merasa paling pintar, memandang bodoh teman yang berada dibawahnya, adalah efek negatif yang timbul dari anak yang mendapatkan rangking, meskipun tidak banyak atau tidak bisa di generalisasi.

Adapaun kegiatan kompetisi lainnya yaitu seperti bidang olah raga maupun kesenian. Lebih membangun kebersamaan dan saling empati dalam suatu tim serta pengakuan yang terlihat secara langsung dari apa yang ditampilkan atau dipertunjukan dalam lomba dengan catatan panitia fair dan tidak mempunyai agenda dibelakang kegiatan tersebut berlangsung, misalnya pesan-pesan sponsor atau donatur.

Dengan kompetisi diharapkan anak dapat belajar untuk :
1.Menumbuhkan jiwa sportivitas
Kompetensi yang bersifat individual ataupun berkelompok, pada dasarnya akan melahirkan sportivitas buat anak dan menumbuhkan sikap untuk sportif terhadap hasil atau jalanya kompetisi. Disini anak akan menghargai dan mengakui secara sportif atas kemenangan orang lain atau tim lain yang memang lebih baik dan lebih siap.

2.Melatih Team Work
Berkompetisi yang sifatnya kelompok, ternyata dapat mengajarkan kepada anak tentang pentingnya bekerja kompak dalam satu tim. Tidak boleh ada yang saling mendahulukan dalam satu tim, tapi bagaimana kerjasama tim dapat terbangun untuk menjadi yang terkompak bahkan bisa menjadi pemenang. Disini anak diajarkan untuk berbagi, bertenggang rasa serta ber-empati kepada sesama temannya serta bertanggung jawab atas kekompakan timnya, karena apabila sikap kerjasama tidak terbangun maka anak-anak akan menrasakan hasilnya yang tidak optimal, namun menang kalah bukan menjadi tujuan dalam team, yang penting adalah kerjasamanya.

3.Mengembangkan multiple Intelligent
Dimasa pertumbuhan, anak membutuhkan ruang untuk dapat meng-aktualisasi dirinya, bukannya hanya kemampuan kognitif (motorik halus dan kasar) tetapi juga sosio emosinya harus terbangun. Kompetisi merupakan salah satu kegiatan yang dapat menumbuhkan kemampuan tersebut. Yunita P. Sakul, Psi, Psikolog Essa Consulting Human Resources mengatakan “ Pada usia dini rasa ingin tahu anak sangat besar, dengan ego yang juga mulai berkembang. Hal ini mendorong anak untuk menjadi yang tercepat, atau yang terbaik dalam berbagai hal, sehingga kompetisi dapat mengembangkan pemahaman verbal (lingustic intelligent) serta kemampuan mengikuti aturan yang ada (moral intelligent)”.

4.Mengembangkan bakat dan ketrampilan
Kompetisi juga dapat dijadikan acuan atas apresiasi guru, pelatih dan orang tua untuk melihat bakat dan kemampuan anak yang dapat dikembangkan. Bakat dan kemampuan anak dalam bidang apapun, baik seni, ilmu pengetahuan dan olahraga dapat diapresiasi dalam ajang kompetisi yang merupakan media anak untuk menampilkan segala kebisa-annya. Banyak sudah contoh dimana orang-orang yang sukses juga adalah orang-orang yang berkompetisi dengan bakat dan ketrampilan yang dipunyainya.

Mari kita arahkan anak-anak kita menjadi anak- anak yang siap berkompetisi. Meski kalah hal ini menjadi satu pelajaran bagi anak untuk berusaha lebih baik lagi, dan apabila menang jadikan hal ini semangat untuk meningkatkan prestasi yang lebih baik lagi. Tidak ada anak yang tidak bisa, semua anak pasti bisa, asal kita sebagai guru dan orang tua dapat membantu mereka dalam menyiapkan dan mengarahkan bakat dan kemampuan yang dimiliki anak menjadi berkembang dan terarah.

Educare@bulletin edisi mei 2009

No comments:

Post a Comment